jpnn.com, JAKARTA - Empat program Kampus Merdeka yang diluncurkan Mendikbud Nadiem Makarim pada Jumat, 24 Januari mendapatkan sambutan positif dari para rektor. Rektor Universitas Halu Oleo, Muhammad Zamrun, optimistis bisa menjalankan kebijakan tersebut.
Dengan kebijakan baru Kampus Merdeka ini, maka perguruan tinggi diberi keleluasaan untuk bekerja sama dengan NGO (Non Government Organization) dan perusahaan.
BACA JUGA: Tentang Kampus Merdeka: Mahasiswa Magang 3 Semester
"Dalam waktu dekat kami akan menyusun program kerja. Melalui kerja sama dengan pihak ketiga, universitas lebih mudah membuka prodi baru,” tutur Zamrun di Kantor Kemendikbud, Jumat (24/1).
Senada itu, Dekan Seni Rupa Intitut Kesenian Jakarta (IKJ) Indah Tjahtjawulan menyatakan antusiasmenya. Kampusnya akan lebih mudah membuka prodi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Makarim Meluncurkan Kebijakan Kampus Merdeka
“Selama ini pembukaan prodi baru memakan waktu dalam aspek administratif seperti pengumpulan dokumen. Padahal pembukaan prodi baru di universitas kami sifatnya juga mendesak menyesuaikan dengan kebutuhan industri,” ungkap Indah.
Indah mengakui adanya tantangan yang cukup besar dalam menjalin kemitraan tersebut. Membuat kesepakatan yang tepat dan cocok dalam jangka panjang dengan pihak ketiga adalah tugas yang harus segera diselesaikan.
BACA JUGA: Mas Nadiem Minta Perguruan Tinggi Lincah Menyesuaikan Kebutuhan Dunia Kerja
Dalam peluncuran empat program Kampus Merdeka, Mendikbud Nadiem menjelaskan, kerja sama perguruan tinggi dengan organisasi harus mencakup penyusunan kurikulum, praktik kerja, dan penyerapan lapangan kerja. Kementerian akan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan mitra prodi untuk melakukan pengawasan.
"Jika bisa dibuktikan ada kerja sama yang nyata dan riil antara kedua belah pihak, prodi baru tersebut otomatis akan mendapatkan akreditasi C dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT)," terangnya.
Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan Mendikbud dapat menumbuhkembangkan semangat dan kepedulian seluruh civitas akademik dan dunia industri untuk maju bersama membangun kualitas SDM Indonesia.
Lulusan S-1 yang berkualitas adalah hasil gotong royong seluruh stakeholders, bukan hanya perguruan tinggi yang bertanggung jawab, melainkan perusahaan juga terlibat dalam kurikulum, magang, dan rekrutmen.
"Saya berharap setelah ini akan terbuka pertemuan antara para rektor, dekan, dosen, dan industri untuk membicarakan teknis program yang akan dilakukan untuk menjalankan kebijakan kampus merdeka ini," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad