jpnn.com, MEDAN - Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto mengatakan para teroris umumnya memiliki modus yang hampir sama sebelum melakukan aksi teror.
Di antaranya dengan tinggal di rumah kontrakan, mengisolasi diri, dan tidak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Bom di Medan, Pimpinan Pengajian Kini jadi Buronan Polisi
"Saya meminta kepada masyarakat apabila ada tetangga di lingkungannya yang mencurigakan supaya disampaikan kepada aparat keamanan setempat," kata Agus usai menjenguk korban luka akibat ledakan bom bunuh diri di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Jumat (15/11) malam.
Dia mengatakan, terorisme adalah musuh bersama, sehingga seluruh pihak perlu merapatkan barisan untuk memerangi terorisme secara bersama-sama.
BACA JUGA: Istri Pelaku Bom Medan Akui Selama Ini Mereka Ikut Pengajian Eksklusif
"Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan seperti ini (terorisme).Terorisme bukan ajaran agama," kata Agus.
Sementara itu, enam korban ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan yang mengalami luka-luka masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.
BACA JUGA: Waspada, Masih Ada Pelaku Teror Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan yang Kabur
Korban teror bom itu terdiri atas empat anggota Polri dan dua warga sipil. Empat anggota Polri itu, yakni Kompol Abdul Mutolib Kasi Propam Polrestabes Medan, Kompol Sarponi Kasubag Bin Ops Polrestabes Medan, Aipda Deni Hamdani staf Propam Polrestabes Medan, dan Brigadir Juli Chandra Staf Propam Polrestabes Medan.
Dua warga sipil yang menjadi korban aksi bom bunuh diri itu yakni Richard Purba, pegawai honor lepas (PHL) Polrestabes Medan dan Ikhwan Muliadi yang sedang mengurus SKCK di Polrestabes Medan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia