jpnn.com, MANADO - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat adanya perubahan alih fungsi lahan pada daerah aliran sungai (DAS) di Manado, Sulawesi Utara.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin (30/1) malam menyebut dari enam aliran sungai yang melewati Manado dan perlu dilakukan penataan.
BACA JUGA: Kakankemenag Manado Meninjau Lokasi Banjir Bandang, Bawa Bantuan untuk Para KorbanÂ
“Enam sungai yang mengalir di kota Manado kita lihat ada perubahan alih fungsi lahan yang cukup signifikan sebenarnya,” ujar Abdul.
Untuk diketahui, banjir dan tanah longsor di Manado terjadi pada Jumat (27/1/2023).
BACA JUGA: Guru Besar IPB Harap Pemerintah Persulit Alih Fungsi Lahan Pertanian
Tercatat, tujuh lokasi yang parah terdampak banjir dan tanah longsor antara lain Kelurahan Mahawu, Bailang, Cempaka, Ternate Tanjung, Kairagi, Ranomuut dan Kelurahan Paal 4.
Perubahan Signifikan
BACA JUGA: Syarief Hasan Soroti Alih Fungsi Lahan Pertanian, Pemerintah Diminta Ingat Hal Ini
Lebih lanjut, Abdul menjelaskan melalui citra satelit yang dipaparkan, pada 2005 DAS Manado masih tampak hijau.
Perubahan signifikan alih fungsi lahan terlihat di rentang tahun 2010-2015.
Saat ini, Bendungan Kuwil Kawangkoan terdapat aliran sungai Tondano, nantinya masuk ke Manado, dan sudah signifikan mengurangi debit limpasan air ke hilir.
“Mau tidak mau, kawasan sepanjang DAS-nya harus ditata supaya kerentanannya bisa kita kurangi,” kata Abdul.
Oleh karena itu, pada aliran sungai-sungai lainnya, Abdul berpendapat bahwa DAS harus ditata dengan membangun tanggul supaya limpasannya tidak terlalu signifikan.
Selain itu, kata Abdul, faktor kontur turunan dan faktor-faktor lokal lainnya cukup signifikan dalam mengubah kecepatan arus banjir dan lain-lainnya.
“Kalau kita proteksi dengan pembangunan tanggul, normalisasi sungai, artinya yang daerah aliran sungai yang dibersihkan dari intervensi langsung manusia secara harian di situ, kita harapkan mungkin dalam beberapa tahun ke depan ini bisa kita kurangi,” kata Abdul.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari