jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menyebut usul menunda pelaksanaan Pemilu 2024 jelas melanggar konstitusi. Sebab, aturan negara jelas menyebut pemilu dilaksanakan setiap lima tahun.
"Politik harus dijalankan menurut konstitusi. Bukan menurut selera kekuasaan. Menurut konstitusi, pemilu dilaksanakan lima tahun sekali," kata Benny melalui keterangan persnya, Kamis (24/2).
BACA JUGA: Wanita Emas Dukung Usulan Cak Imin untuk Tunda Pemilu 2024
Toh, kata anggota Komisi III DPR RI itu, alasan penundaan Pemilu 2024 tidak masuk akal dengan memakai pendekatan ekonomi.
Dirinya pun berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa tampil ke hadapan publik dengan menolak usulan menunda Pemilu 2024.
BACA JUGA: Gus Choi Merespons Usulan Penundaan Pemilu 2024, Tegas
"Presiden Jokowi sebaiknya menyatakan secara jelas dan terbuka sikapnya untuk menolak perpanjangan masa jabatan dengan alasan apa pun," beber Benny.
Dia kemudian berharap juga semua pimpinan partai politik dan golongan di masyarakat tetap patuh pada konstitusi tentang pelaksanaan pemilu.
BACA JUGA: Ingin Tunda Pemilu 2024 ke 2027? Siap-siap Hadapi 2 Risiko
"Jangan bawa lagi negara ini ke jalan sesat yang bikin negara kita terpuruk terus," tutur Benny.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin mengusulkan Pemilu 2024 bisa diundur maksimal dua tahun.
Dia akan membicarakan usul ini ke pimpinan partai politik lain dan Presiden Jokowi.
"Saya mengusulkan Pemilu 2024 ditunda, satu atau dua tahun," kata Gus Muhaimin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Wakil Ketua DPR itu menyebut ekonomi sebagai alasan dirinya mengusulkan Pemilu 2024 bisa diundur maksimal dua tahun
Sebab, kata Gus Muhaimin, perekonomian Indonesia akan bergerak luar biasa pada 2022 dan beberapa tahun mendatang.
Menurut Gus Muhaimin, banyak momentum ekonomi akan terjadi di tanah air.
Hal itu perlu dimanfaatkan Indonesia untuk bangkit lebih baik dibandingkan negara lain.
"Momentum ini tidak boleh diabaikan. Momentum yang baik-baik ini ke depan tidak boleh diabaikan," tutur dia.(ast/jpnn)
Redaktur : Friederich
Reporter : Aristo Setiawan