Peringatan dari LIPI, Waspada Bencana Hidrometeorologi!

Selasa, 19 Januari 2021 – 20:27 WIB
Ilustrasi kondisi banjir di depan masjid Sholaha Barabai. Foto: Antaranews Kalsel/M Taupik Rahman

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan masyarakat menambah kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di tengah puncak musim hujan.

Bila terjadi hujan yang deras lagi pada daerah berpotensi banjir tidak bisa meresapkan lagi dan ditambah kapasitas tampungan sungai sudah terpenuhi sehingga air makin tergenang.

BACA JUGA: Begini Kondisi Puncak Bogor Pascabanjir Bandang

"Selama musim hujan ini belum berakhir potensi terjadi bencana hidrometeorologi masih ada, terutama kondisi tanah sekarang sudah jenuh akibat terisi hujan sebelumnya," kata peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI Iwan Ridwansyah seperti dilansir dari Antara, Selasa (19/1).

Iwan menuturkan, Indonesia akan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari sehingga perlu lebih waspada terhadap bencana hidrometeorologi.

BACA JUGA: Markas Suporter Persib Viking Diserang, Dirusak oleh Kelompok Bersenjata Tajam

Menurut Iwan, pada wilayah yang berpotensi longsor terutama permukiman pada wilayah yang mempunyai kemiringan tinggi, bencana hidrometeorologi perlu diwaspadai.

Dia menuturkan, masyarakat pada wilayah-wilayah tersebut pada saat ini tentunya harus selalu waspada dengan memperhatikan imbauan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, bila wilayah-wilayah berpotensi longsor tersebut masih hujan deras atau ekstrem diimbau untuk mengungsi pada lokasi-lokasi aman yang sudah ditetapkan oleh BPBD.

BACA JUGA: Ciri-ciri Terduga Pembunuh Si Cantik Dwi Farica Lestari Makin Terang

Iwan mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan bencana banjir dan longsor, di antaranya hujan ekstrem, alih fungsi lahan, pengurangan kapasitas saluran atau sungai dan ulah manusia sendiri.

Selain bencana hidrometeorologi, bencana hidroklimatologi juga berpotensi mengakibatkan banjir bandang dan cuaca buruk lainnya.

Untuk mengurangi dampak bencana di masa depan, perencanaan tata ruang kabupaten dan atau kota yang berada pada potensi bencana tinggi harus didesain ulang berdasarkan analisis ilmiah berbasis kebencanaan.

Wilayah Indonesia memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi dan beragam, seperti letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 136 bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang 1-16 Januari 2021.

Bencana yang paling banyak terjadi yaitu banjir dengan 95 kejadian dan tanah longsor 25 kejadian puting beliung 12 kejadian, gempa bumi dua kejadian.

Dari sekian banyak bencana alam itu, sudah merenggut 80 korban jiwa dan 858 orang luka-luka. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler