jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperkirakan intensitas curah hujan bakal tinggi di Jakarta dan sekitarnya pada 5 hingga 10 Januari nanti.
Penyebabnya, menurut dia, pada tanggal 20-an Desember pihaknya melihat ada gejala masuknya cold surge atau penjalaran massa udara dingin yang yang masuk lewat Laut Cina Selatan.
BACA JUGA: Anies Tunggu Instruksi Pemerintah Pusat soal Status Banjir Jakarta
Seruak dingin muncul karena perbedaan tekanan udara yang ada di Cina atau Tibet dengan Hongkong. Perbedaan ini, kata dia, akan berpengaruh ke daerah Jakarta dan sekitarnya.
"Bayangkan ada di China, Tibet, Hongkong pengaruhnya sampai Jabotabek, ini bagaimana global climate itu seperti itu," kata Dwikorita dalam acara peluncuran operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk mereduksi curah hujan sebagai penanggulangan banjir Jabodetabek di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (3/1).
BACA JUGA: Data Terbaru Jumlah Korban Banjir versi BNPB
Selain perbedaan tekanan udara, menurut Dwikorita, intensitas curah hujan juga dipengaruhi fenomena Madden Julian Oscillation (MJO).
MJO ini merupakan fenomena aliran udara basah berjalan berarak-arakan dari Samudera Hindia dimulai dari timur Afrika ke sepanjang ekuator dan melewati Sumatera Barat, Pantai Barat Sumatera menuju ke Samudra Pasifik.
BACA JUGA: Jokowi Berencana Undang Anies ke Istana Tapi...
Hujan lebat hingga ekstrem berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung,Jabodetabek, DIY, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Untuk prakiraan curah hujan 5 Januari sampai 10 Januari 2020, kata Dwikorta, biasanya hujan mulai meningkat menjelang malam hari sampai dini hari.
"Jadi kalau pagi siang itu kita masih bisa tarik nafas lah beristirahat tapi kalau sudah menjelang gelap itu biasanya intensitasnya mulai meningkat," katanya.
Dwikorita menambahkan, setelah 11 Januari sampai 15 Januari 2050, aliran udara basah itu diprakirakan bergerak melalui Kalimantan Barat ke arah timur melewati Kalimantan bagian Selatan, Kalimantan bagian timur, akhirnya mampir di Sulawesi Selatan dan di Sulawesi Tenggara. Dengan demikian, curah hujan dengan intensitas tinggi diprakirakan terjadi di zona-zona itu. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan