Peringatan Dini BMKG Terkait Gelombang Tinggi hingga 6 Meter

Selasa, 13 Oktober 2020 – 18:58 WIB
Ilustrasi gelombang tinggi di perairan selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. FOTO: ANTARA/Sumarwoto

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Meterologi Maritim BMKG Eko Prasetyo memperingatkan terkait gelombang tinggi, terutama di laut selatan Jawa, selatan-barat Sumatra hingga selatan Nusa Tenggara.

"Wilayah selatan Jawa, selatan-barat Sumatra, hingga selatan Bali dan Nusa Tenggara memang gelombangnya relatif tinggi rata-ratanya," ungkapnya.

BACA JUGA: BMKG Beri Peringatan Dini Buat Warga Depok dan Bogor

"Hampir nelayan itu sulit menemukan gelombang di bawah dua meter, sulit sekali, yang sering adalah 2-4 meter, 3-5 meter, bahkan hari ini, besok, dan lusa enam meter."

Bahkan, jika gelombang tinggi itu dibarengi dengan kejadian-kejadian penting seperti tekanan rendah di suatu daerah, kata Eko, maka akan makin mengganggu cuaca di selatan Jawa.

BACA JUGA: 2 Penjahit Sepakat Berbuat Dosa di Kawasan Indekos Grogol, Terekam CCTV

"Ini yang harus diantisipasi oleh masyarakat terutama nelayan. Masyarakat nelayan tidak boleh berpikir sendiri, tidak boleh berunding sendiri dengan keluarga, tapi manfaatkan informasi dari BMKG," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya akan melatih nelayan tentang cara mendapatkan informasi cuaca dari BMKG, termasuk bagaimana cara memahami cuaca.

BACA JUGA: BMKG Minta Warga Jawa Timur Waspada dengan Fenomena Alam Seperti Ini

"Bagaimana masyarakat beradaptasi dengan lingkungannya, itu menjadi tujuan, sehingga masyarakat berpikir 'oh perahu saya kurang bagus dengan kondisi cuaca ini, oh perahu saya pas', yang memutuskan adalah nelayan. Kami tidak bisa terlalu jauh untuk bisa melarang, hanya bisa memberikan informasi peringatan dini, masyarakat yang memutuskan," jelasnya.

Terkait dengan fenomena La Nina moderat yang sedang berlangsung saat sekarang, Eko mengatakan, La Nina merupakan fenomena global tentang iklim sehingga memicu peningkatan curah hujan di beberapa wilayah.

"Informasi yang kami terima (La Nina, red.) bisa meningkatkan curah hujan hingga 20-40 persen dari normalnya, tetapi tidak sama di setiap daerah. Itu juga nantinya pasti terkait dengan bagaimana kecepatan angin di laut," katanya.

Menurut Eko, angin adalah pembangkit utama dari gelombang laut sehingga ketika anginnya kencang secara otomatis gelombangnya makin tinggi.

Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat untuk tidak cemas atau panik terhadap dampak La Nina terhadap gelombang laut, melainkan perlu beradaptasi terhadap lingkungannya.

Disinggung mengenai isu tsunami, Eko mengimbau masyarakat untuk tidak panik atau cemas karena pemberitaan tentang potensi tsunami adalah bagian dari riset atau penelitian.

"Jika hal-hal yang disyaratkan di dalam penelitian itu ada, maka mungkin akibatnya seperti itu. Seperti halnya penelitian terhadap kecepatan angin yang lebih dari 60 knot akan mengakibatkan (tinggi, red.) gelombang sekian (meter, red.), tapi itu kan masih menjadi penelitian," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan penting bagi masyarakat untuk tidak terlalu menganggap remeh bahwasanya mereka hidup di daerah rawan tsunami.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan bisa beradaptasi terhadap lingkungannya. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler