Peringatan Hari Santri Dimeriahkan Peragaan Sarung Nusantara

Sabtu, 21 Oktober 2023 – 23:36 WIB
Peringatan Hari Santri Nasional memasuki rangkaian yang berbeda. Kali ini di Gedung Negara Grahadi Surabaya diadakan peragaan Sarung Santri Nusantara, Sabtu (21/10). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Peringatan Hari Santri Nasional memasuki rangkaian yang berbeda. Kali ini di Gedung Negara Grahadi Surabaya diadakan acara peragaan sarung Nusantara, Sabtu (21/10).

Dengan mengusung tema Jihad Santri Jayakan Negeri, Sarung Santri Nusantara dihadiri Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Men PAN-RB Abdullah Azwar Anas, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, dan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf.

BACA JUGA: Sambut Hari Santri, BWA Distribusikan 10 Ribu Al-Quran di Jawa Barat

Acara itu sendiri menampilkan 24 motif sarung dari seluruh Indonesia. 

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa sarung telah menjadi tradisi yang dianggap melekat pada para santri.

BACA JUGA: Pengabdian Honorer & PPPK Diganti Tiket Nonton Piala Dunia U-17, Aneh!

Menurutnya, sarung juga mewarnai serangkaian perjuangan pahlawan yang mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

"Bahwa agenda malam hari ini merupakan salah satu bentuk kegembiraan dan syukur akan jejak dari perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya demi tegaknya negara proklamasi, negara kesatuan yang telah kita rasakan berkahnya hingga generasi ini," kata Gus Yahya dalam sambutannya.

BACA JUGA: Jokowi Langsung Disambut Prabowo di Bandara, Perhatikan Gesturnya

Gus Yahya juga menyampaikan bahwa sarung memiliki vitalitas budaya yang ulet dan memiliki fungsi yang serbaguna.

"Celana panjang modelnya berubah-ubah, tetapi sarung dari zaman kuno sampai sekarang bentuknya sama. Ini menunjukkan bahwa sarung punya vitalitas budaya yang ulet," pungkas Yahya.

Dia menambahkan sarung juga menjadi bagian dari tradisi kehidupan budaya meskipun di tengah masyarakat mayoritas muslim.

"Sarung adalah penyambung zaman. Pada masa Sriwijaya, kala itu diwarnai tradisi Buddha. Meskipun mayoritas muslim, tradisi sarung tidak berubah. Sarung menjadi penyelamat dan pemersatu bagi para santri dan bangsa ini di tengah gonjang-ganjing global," pungkas Gus Yahya.(mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler