Peringatan Khusus: Covid-19 Rentan Menyerang Orang Gemuk

Senin, 28 September 2020 – 06:10 WIB
Obesitas. Foto:Health

jpnn.com, SURABAYA - Orang yang kelebihan berat badan alias gemuk sudah waktunya untuk waspada terhadap covid-19. Sebab, berdasar dari kajian, orang gemuk memiliki peradangan kronis di dalam tubuhnya sehingga, sangat berbahaya ketika terpapar Covid-19.

“Jadi orang gemuk ada peradangan kronis, kalau ini ditambah virus peradangannya akan bertambah dan berbahaya,” ungkap Koordinator Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Dr. Joni Wahyuhadi.

BACA JUGA: Jangan Anggap Remeh, Kenali 11 Gejala Happy Hypoxia pada Orang yang Positif Covid-19

Apabila melihat data yang dihimpun dari berbagai kasus yang ada, Joni mengatakan, angka kematian tertinggi saat ini karena faktor penyakit penyerta (komorbid) yang diderita oleh pasien yang sudah ada sejak sebelum Covid-19.

Total 91,9 persen pasien meninggal di Jatim akibat komorbid, sementara sisanya 8,1 persen karena virus corona dari total angka kematian.

BACA JUGA: Sudah 115 Dokter Meninggal Akibat Corona, Masih Ogah Tunda Pilkada?

Dia memerinci, dari total 91,9 persen kasus positif dengan penyakit terbanyak adalah diabetes dengan presentase 10,9 persen, lalu hipertensi sebanyak 10,6 persen, kemudian jantung dengan 6,1 persen, hamil 2 persen, keganasan 1,8 persen, TBC 1,5 persen, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK/peradangan paru) 1,4 persen, ginjal 0,8 persen, hati 0,8 persen, asma 0,7 persen, dan gangguan imunologi 0,4 persen.

“Jadi hati-hati yang punya penyakit lima besar itu sebisa mungkin memproteksi diri dengan ketat agar tidak terpapar virus,” ujar pria yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo itu.

BACA JUGA: 123 Dokter Meninggal Akibat COVID-19, Menko PMK Bilang Begini

Namun, jika dilihat dari angka kematian komorbid di Jatim ternyata risiko kematian tertinggi adalah ginjal yang angkanya mencapai 3,7 kali, disusul diabetes 3,4 kali, PPOK 3,2 kali, Jantung 3,1 kali, dan usia lebih dari 60 tahun 2,9 persen.

Meski lebih tinggi kematian karena penyakit ginjal, tetapi Joni mengatakan, penyakit tersebut juga sangat berkait dengan diabetes.

“Itu kematiannya paling tinggi, di RSUD Dr. Soetomo pun kalau sudah HD (hemodialisa atau cuci darah) itu sign of dead (tanda kematian). Kalau sudah progres-nya HD sangat berbahaya dan harus mendapat monitoring ketat,” pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler