jpnn.com, JAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengelar seminar internasional di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
Seminar bertema “Islam Rahmatan Lil Alamin, Pancasila and The Commission on Unalienable Rights: Preserving and Strengthening A Rules-Based Internasional Order In The 21st Century Founded Upon Shared Civilizational Values” diselenggarakan secara offline dan online.
BACA JUGA: Seorang Ayah di Aceh Besar Tega Menggauli Putrinya Usai Intip Lewat Lubang Kamar
Seminar dalam rangka memperingati Hari Santri dan Sumpah Pemuda, itu dihadiri, Menko PMK, Muhadjir Effendy; Menteri Hukum dan HAM, Yassona H Laoly; Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid; Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP, Jenderal TNI (Purn) Try Soetrisno; Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya; Kepala BPIP, Prof Yudian Wahyudi, serta undangan lainnya.
Tampil sebagai pembicara adalah Menko Polhukam, Mahfud MD, Dewan Pengarah BPIP Rikard Bagun, Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf, Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Mary Ann Glandon (Ketua Commission on Unalienable Rights, Kemenlu Amerika Serikat), dan F. Cartwright Weilnad (Commission on Unalienable Rights, Kemenlu AS).
BACA JUGA: Edy Rahmayadi: Cari Orangnya Itu, Saya Pengin Tahu Siapa Pemiliknya
Kemudian, Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, Cesar Rossello (Utusan Khusus Centrist Democrat International), C. Hollland Taylor (Utusan GP Ansor untuk PBB, Amerika dan Eropa), dan Siswo Pramono, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri Kemenlu RI.
Dalam kesempatan itu, KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, GP Ansor hingga saat ini terus berjuang dalam mengawal negara, salah satunya adalah mengawal tegaknya ideologi Pancasila. Dia meminta semua pihak juga ikut bersama mengawal tegaknya Pancasila.
BACA JUGA: BPIP Apresiasi Cara Ganjar Mengenalkan Pancasila pada Masyakarat
Di sisi lain, lanjutnya, GP Ansor juga terus menyuarakan kepada seluruh organisasi keagamaan di dunia untuk berkolaborasi dalam menghentikan cara pandang masyarakat yang diskriminatif terhadap perbedaan agama.
“Misi utama GP Ansor adalah perdamaian. GP Ansor dikenal dunia karena berhasil menyelesaikan berbagai masalah keumatan yang mengancam kedaulatan negara Republik Indonesia.”
“GP Ansor mengajak seluruh organisasi Islam di seluruh dunia untuk menghentikan cara pandang yang diskriminatif terhadap perbedaan," kata Gus Yahya, sapaan akrabnya.
Selanjutnya mantan Anggota Dewan Presiden ini juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia betul-betul memperhatikan pentingnya menghargai perbedaan agama. Semua pihak, katanya, harus memiliki keyakinan dan keinginan yang sama demi kemajuan Indonesia ke depan.
"Menghormati perbedaan adalah suatu kekuatan yang sangat besar bagi suatu bangsa yang sangat majemuk. Sekalipun berbeda, mereka adalah bangsa Indonesia. Sama seperti kita pemilik Indonesia, mari kita rawat kebinnekaan ini dengan baik," tandas Gus Yahya.
Sebelumnya, saat memberikan sambutan Kepala BPIP, Yudian Wahyudi mengatakan, peran santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tak bisa dinafikan.
Sehingga, karena itulah dia sangat senang bisa bekerjasama dengan GP Ansor sebagai salah satu organisasi pemuda Islam, sekaligus kalangan santri terbesar di tanah air bersama membumikan Pancasila.
"Sebetulnya santri itu adalah pahlawan, ini sudah diakui oleh pemerintah. Tentu kita akan terus memberikan dukungan penuh atas keberadaan santri di Indonesia, dan kebetulan hari ini juga bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda. Kegiatan ini juga dalam penguatan benih-benih ideologi Pancasila bagi seluruh pemuda Indonesia,” kata Yudian dalam sambutannya, Rabu (28/10/2020).
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga itu juga mengatakan, sebetulnya santri itu adalah pahlawan, dan keberadaannya sudah diakui pemerintah.
BACA JUGA: Mbak PM Mendadak Dijemput Polisi di Rumahnya, Oknum ASN Ini Benar-benar Bikin Malu Institusi
“Tentu kita akan terus memberikan dukungan penuh atas keberadaan santri di Indonesia," imbuhnya. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad