jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengajak semua pihak untuk berkomitmen menjaga NKRI dan konstitusi dari segala penyimpangan.
Untuk menjaga NKRI dan konstitusi, Hidayat meminta agar peristiwa mosi integral Mohammad Natsir pada 3 April 1950 dijadikan teladan.
BACA JUGA: Herry Wiryawan Dihukum Mati, Ustaz HNW Berkomentar Begini
Pernyataan tersebut disampaikan Hidayat dalam Mimbar Demokrasi Peringatan Mosi Integral Natsir oleh Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI di Jakarta, Senin (4/4).
Acara itu dibuka Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini.
HNW, sapaan akrab Hidayat Nur Wahid, mengatakan, belajar dari mosi integral Natsir yang mengembalikan Indonesia dari negara serikat ke negara kesatuan, semua pihak harus sungguh-sungguh menjaga NKRI dan konstitusi.
“Mosi integral itu menghadirkan kembali NKRI dan sekarang banyak yang teriak NKRI harga mati,'' ujarnya.
BACA JUGA: HNW: Penetapan Awal & Akhir Ramadan Momentum Kuatkan Toleransi dan Ukhuah
Namun, teriakan NKRI harga mati itu tidak diikuti dengan cara menjaganya.
Misalnya, dibiarkannya pembelahan di masyarakat.
''Bahkan, ada ungkapan yang sangat tidak baik. Yaitu, apabila enggak setuju, silakan keluar saja dari Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, HNW menyoroti wacana yang melanggar konstitusi dengan menunda pemilu dan memperpanjang masa jabatan presiden melebihi batas yang ditetapkan UUD 1945.
Dia menegaskan, pelajaran yang dapat diambil dari mosi integral tersebut adalah keberanian Natsir untuk kembali pada UUD 1945 dengan konsep negara kesatuan tanpa terpengaruh oleh ideologi atau bisikan lain.
“Konstitusi kita sudah jelas, membatasi masa jabatan presiden selama maksimal dua periode dan pemilu lima tahun sekali. Itu yang perlu dijaga,” ungkapnya.
Terobosan yang dilakukan M. Natsir melalui mosi integral mengembalikan NKRI perlu diinternalisasikan dengan baik.
Jadi, semua pihak konsisten menjaga NKRI dan konstitusi.
Salah satunya, menghadirkan keputusan presiden yang menetapkan bahwa 3 April sebagai hari NKRI dan M. Natsir sebagai bapak NKRI.
Sikap Natsir menjaga kesatuan, lanjut HNW, memang dapat dilihat dari proses mosi integral tersebut.
“Semua pihak dari beragam latar belakang dapat menerima mosi integral tersebut. Bahkan, menteri penerangan RIS kala itu Arnold Mononutu mengakui, tanpa M. Natsir dengan mosi integralnya, tidak ada NKRI,” ucapnya.
HNW menjelaskan, komitmen bersama menjaga NKRI dan konstitusi harus ditunjukkan seluruh elemen bangsa.
“Bila kita teriak NKRI harga mati, jangan langgar konstitusi dan kembali kepada UUD 1945," tandasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi