"Kabupaten Seluma berada di peringkat 107 dari 217 kabupaten. Sedangkan Bengkulu Utara (BU) menduduki peringkat 126, diikuti Kepahiang (207), Bengkulu Selatan (210), Rejang Lebong (211) dan Lebong (215)," ungkap Dosen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Bengkulu (Unib) Prof Lizar Alfansi, P.Hd.
Berdasarkan data tersebut, kata Lizar, tingkat investasi di Bengkulu dikategorikan rendah. Acuannya, pada tahun 2010 Penanaman Modal Asing (PMA) hanya tercatat sebesar 25,1 juta dolar AS atau 3,36 persen dari total PMA di Sumatra.
"Angka itu menurun menjadi 2 persen pada 2011 lalu," lanjut Ketua Program Pascasarjana Magister Manajemen FE Unib tersebut.
Untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bengkulu, merupakan yang terendah di wilayah Sumatra bagian Selatan. Meskipun di sisi lain tingkat pertumbuahnnya cukup tinggi.
Rendahnya investasi ini, ungkap Lizar, disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain terbatasnya sumber daya alam (SDA) yang dapat dieksplorasi. Padahal, 46 persen wilayah Bengkulu merupakan areal hutan lindung.
"Selain itu rendahnya kualitas infrastruktur seperti jalan, listrik, air bersih, pelabuhan dan bandara juga berpengaruh. Disamping tentunya, komitmen pemerintah daerah yang masih rendah untuk membuat iklim investasi didaerah ini membaik," bebernya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu diimbau perlu bekerja lebih keras dalam memperbaiki iklim investasi di daerah ini. Pasalnya hal tersebut berdampak terhadap minat penanaman modal alias investor yang berminat menanamkan modalnya di Bengkulu.
"Seharunya pemerintah dapat peka terhadap banyaknya pangsa pasar yang bisa diolah. Serta dapat memfasilitasi sejumlah investor yang berminat menanamkan modalnya," demikian Lizar. (mrx)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mataram Tuan Rumah Festival Keraton
Redaktur : Tim Redaksi