Perintah Jenderal Andika: Bangun Tenda Pengungsian di Sekitar Rumah Sakit Lapangan

Kamis, 28 Januari 2021 – 12:49 WIB
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa saat pengamatan langsung fasilitas ruang isolasi, CICU, dan juga APD di RSPAD Gatot Subroto melalui video konferensi di Ruang Puskodal Mabesad, Jakarta, Sabtu (28/3/2020). Foto: ANTARA/HO

jpnn.com, JAKARTA - Kepal Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa kembali mengontrol situasi dan perkembangan penanganan bencana alam gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar) dan banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Jenderal Andika memberikan pengarahan kepada Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto dan jajarannya, Panglima Kodam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Sumangerukka dan jajarannya, serta pejabat pelaksana pusat TNI AD melalui video conference.

BACA JUGA: Perintah Tegas Jenderal Andika: Saya Ingin Utuh, Jangan Dipecah

TNI AD atas arahan Jenderal Andika Perkasa sudah mengirimkan bantuan termasuk rumah sakit lapangan untuk korban bencana alam.

Bantuan kemanusiaan dari TNI AD dan para filantropi itu dibawa ke Sulbar dan Kalsel menggunakan kapal milik TNI AD yakni ADRI 50 dan ADRI 51 pada 18 Januari 2021 dari Tanjung Priok, Jakarta Utara.

BACA JUGA: Pesan Tegas dan Simpati Jenderal Andika: Ini Misi Kemanusiaan, Sama Berjasanya

Pengiriman bantuan dikoordinir oleh Pusat Pembekalan Angkutan Angkatan Darat yang dipimpin Mayjen TNI Isdarmawan Ganemoeljo.

Selain bantuan, TNI AD juga mengerahkan personel untuk penanganan bencana alam tersebut.

BACA JUGA: Aduh, Mobil Jokowi Terjang Banjir di Kalsel

Dalam video confrence kali ini, Jenderal Andika ingin mengetahui situasi dan perkembangan penanganan bencana di Sulbar dan Kalsel.

Jenderal Andika mendapat laporan dari Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Sumangerukka dan Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto mengenai perkembangan di lapangan.

Mayjen Andi Sumagerukka melaporkan tentang kondisi rumah sakit di lokasi bencana alam yang sama sekali tidak bisa berfungsi karena mengalami rusak berat.
Karena itu, kata Mayjen Andi, keberadaan rumah sakit lapangan TNI AD sangat membantu para korban gempa bumi di sana. Masyarakat akan menggunakan rumah sakit lapangan itu untuk pengobatan.

"Rumah sakit yang ada itu belum bisa berfungsi sehingga dengan adanya rumah sakit lapangan kita itu sangat bermanfaat. Begitu saat beroperasi, itu akan digunakan oleh mereka karena dua rumah sakit yang ada saat ini belum berfungsi sama sekali,” ujar Mayjen Andi melapor kepada Jenderal TNI Andika dalam video yang dilihat di akun resmi TNI AD di YouTube, Kamis (28/1).

Merespons laporan itu, Jenderal Andika pun memerintahkan membangun tenda pengungsian di sekitar rumah sakit lapangan untuk memaksimalkan kapasitas guna membantu saudara-saudara yang menjadi korban gempa bumi.

"Oleh karena itu akan bertambah besar kapasitas rumah sakit lapangan ini kalau digabungkan dengan tempat pengungsian baru," kata alumnus Akademi Militer (Akmil) 1987 itu.

Jenderal Andika menjelaskan ada 100 tempat tidur atau bed untuk merawat pasien di rumah sakit lapangan tersebut.

Namun, Jenderal Andika memahami bahwa jumlah pengungsi yang di Mamuju itu tiga kali lipat dari yang ada di Majene, Sulbar.

Karena itu, Jenderal Andika menegaskan bahwa tidak ada salahnya bila mendirikan tempat pengungsian baru di sekitar rumah sakit untuk bisa digunakan para pasien berobat nantinya.

"Mungkin tidak ada salahnya di rumah sakit lapangan yang nanti digelar Mas Andi juga gelar tempat pengungsian baru. Sehingga kalau yang sakit-sakit pun bisa berobat walaupun dia tidak kebagian tempat tidur, biar tetap nanti dokterlah yang paling tahu," kata dia.

Mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini juga menegaskan bahwa nantinya tim dokter pula yang akan membuat prioritas mana yang harus dirawat dan tidak.

"Tim dokter pun akan membuat prioritas mana yang dirawat, mana yang tidak, begitu jumlahnya meningkat pasti yang dirawat yang klasifikasinya berat," ungkap mantan Danpaspampres itu.

Jenderal Andika sebelumnya sudah menjelaskan bahwa rumah sakit lapangan itu sebetulnya telah didesain sangat lengkap. Ada dapurnya, ada gensetnya, ada tempat tidur, IGD, ICU, dan lainnya.

Dia pun kembali menegaskan bahwa semua mobil truk rumah sakit lapangan itu menggunakan jenis gerak empat roda atau 4 Wheel Drive (4WD atau 4 x 4).

Karena itu, dengan kendaraan 4 x 4 tersebut maka pasien yang berada di lokasi yang tidak bisa ditembus dengan kendaraan 2 x 4 atau penggerak dua roda, akan bisa dicapai ketika hendak menjemput pasien yang harus dirawat.

"Semua truk mobil rumah sakit lapangan ini 4 x 4. Sekarang saja di dekat Makorem sehingga tidak perlu medan yang berat, tetapi suatu saat digelar jalan tanah pun naik ini karena 4 x 4 termasuk ambulans. Oleh karena itu, ambulans ini bisa dikirim untuk menjemput pasien-pasien yang tempatnya tidak tembus kalau dikirim ambulans yang biasa, atau hanya 2 x 4,” kata Jenderal Andika.

Selain itu, Andika menegaskan bahwa rumah sakit lapangan ini juga disertai dengan teknologi yang canggih.

Ia menegaskan, seandainya sekarang listrik maupun base transceiver station (BTS) dalam keadaan mati, maka tetap bisa berhubungan menggunakan sarana telepon seluler karena memiliki fasilitas yang terkoneksi langsung dengan satelit.

Karena itu, kata Andika, rumah sakit lapangan ini tetap bisa dihubungi bila ada pasien yang membutuhkan pertolongan.

"Jadi ini benar-benar mandiri, untungnya sekarang BTS nyala, tapi kalau suatu saat tidak nyala pun, tetap rumah sakit ini bisa dihubungi sehingga untuk komunikasi pertolongan tetap bisa,” ungkap Jenderal Andika.

Sementara itu, Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto dalam video conference tersebut melaporkan kepada Jenderal Andika ihwal situasi di Kalsel.

Antara lain, Mayjen Heri melapor mengenai pembangunan jembatan yang terputus akibat banjir bandang, serta bantuan kemanusiaan yang telah diterima untuk didistribusikan kepada korban banjir.

Sebelumnya, Jenderal Andika menegaskan bahwa TNI AD akan selalu berusaha memberikan bantuan yang terbaik untuk segala kebutuhan dan proses evakuasi terhadap bencana alam yang menimpa Kalsel dan Sulbar.

"TNI AD selalu terbuka untuk para filantropi yang hatinya tergerak untuk memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana," kata mantan Panglima Kodam XII/Tanjungpura (meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), itu.

Jenderal Andika berharap dengan bantuan yang dikirimkan ke Kalsel dan Sulbar, itu dapat membantu serta bermanfaat bagi saudara-saudara yang terkena musibah bencana alam. (boy/jpnn)

 

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler