jpnn.com, TANGERANG - Kapolda Banten Irjen Rudy Heriyanto memberikan beberapa instruksi strategis kepada para pejabat utama dan para kapolres jajaran untuk waspada bencana dan optimal dalam melaksanakan mitigasi bencana.
Instruksi itu disampaikan saat rapat koordinasi lintas instansi tentang kewaspadaan dan mitigasi bencana yang diselenggarakan di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Polda Banten, Senin (8/11). Rapat ini dihadiri perwakilan dari BPBD dan BMKG Banten.
BACA JUGA: Kapolda Banten Dinilai Sebagai Sosok Polisi Humanis, Pantas Raih Apresiasi
"Para kapolres harus mampu mengidentifikasi kerawanan bencana di wilayahnya seperti rawan banjir, longsor, gempa, angin puting beliung dan potensi kerawanan lainnya, dan petakan lokasi-lokasi rawan bencana,” ujar Irjen Rudy dalam siaran persnya, Senin.
Dengan memahami karakter kerawanan bencana dan lokasi rawan, maka Polda Banten dan polres jajaran dapat menyusun rencana kontijensi bersama pihak terkait.
BACA JUGA: Perintah Kapolda Banten, Oknum Polisi Banting Pedemo Ditahan, Dijerat Pasal BerlapisÂ
“Pasca-penyusunan rencana secara bersama, kapolres agar segera laksanakan apel kesiapsiagaan bencana dan simulasi-simulasi mitigasi bencana bersama TNI dan instansi terkait,” kata dia.
Selain itu, jika memang bencana alam terjadi, maka personel Polri harus hadir memberikan pertolongan dan perbantuan kepada masyarakat.
BACA JUGA: Dampak Badai La Nina Cukup Berat, Bu Risma Imbau Warga Waspada Â
“Saat terjadi bencana alam, personel kepolisian harus tanggap membantu warga yang terdampak,” pinta Irjen Rudy.
Setelah memberikan pertolongan, selanjutnya adalah penyediaan tempat pengungsian yang aman, mudah diakses, dan memiliki sanitasi baik untuk digunakan korban bencana.
“Siapkan tempat-tempat pengungsian yang aman sehingga mudah diakses serta lengkapi sanitasi dan dapur umum untuk konsumsi,” tegas Irjen Rudy.
Guna mengikuti perkembangan ketinggian level air, maka Irjen Rudy meminta agar para Kapolres jajaran melakukan koordinasi yang intens dengan para penjaga juga pengelola pintu-pintu air.
“Sesuai pengalaman sebelumnya, maka progres informasi ketinggian air di bendungan-bendungan perlu di-update,” tegas dia. (cuy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan