SURABAYA - Peritel buah impor yang menyasar segmen menengah ke atas bakal menaikkan harga komoditasnya. Hal ini disebabkan kebijakan Pemerintah untuk memindah pintu impor buah dari Jakarta ke Jawa Timur. Ekses dari kebijakan tersebut diantaranya adalah ekonomi biaya tinggi, khususnya ongkos untuk distribusi.
CEO dan Presiden Direktur PT Supra Boga Lestari, pemegang franchise Ranch Market Nugroho Setiadarma mengatakan, mayoritas konsumsi buah Ranch Market ada di Jakarta. Karena itu, sejatinya pihaknya keberatan jika pintu impor dipindah ke Jatim. "Kenapa kok tidak di Jakarta saja. Ongkos distribusinya mahal. Apalagi kalau tidak ditunjang fasilitas cold storage dan infrastruktur yang baik," tuturnya, (25/3).
Dia menerangkan, kenaikan harga komoditas buah impor memang tergantung dari kalkulasi yang dilakukan oleh importir. "Tapi kalau keadaannya seperti itu, harga pasti naik," jelasnya.
Oleh sebab itu, kata dia, tepat jika menjadikan momentum ini sebagai penggenjot produksi buah-buahan lokal. Apalagi, sebenarnya konsumsi buah lokal lebih besar dibanding impor. Komposisi penjualan buah lokal mencapai 70 persen dibandingkan buah impor. Sayangnya, ungkap Nugroho, konsistensi suplai dan kualitas buah lokal seringkali disoal.
"Buah-buahan yang bagus dari luar propinsi harusnya diberi proritas dan fasilitas. Biasanya, karena minim fasilitas, sulit sekali masuk Jakarta., apalagi di toko buah middle-up," terangnya.
Saat ini Ranch Market memiliki 14 gerai, yang terdiri dari 12 gerai di Jakarta, dan sisanya di Surabaya. Tahun ini, Nugroho menyebutkan bakal membuka enam gerai baru, yakni lima di Jakarta, dan satu di Balikapapan.
Sementara itu, Store Manager Papaya di bawah bendera PT Masuya Sejati Rony S mengungkapkan hal senada. "Kami menunggu keputusan importir," jelasnya. Riteler yang menyasar kelas menengah ke atas tersebut lebih banyak mengimpor buah dari Amerika dan Jepang. Kendati demikian, jumlah buah impor masih lebih sedikit ketimbang buah lokal.
Menurutnya, tren segmen middle-up untuk memilih buah-buahan lokal cenderung meningkat. Apalagi, buah lokal diyakini memiliki kualitas rasa yang lebih manis dibandingkan buah-buahan impor. "Sekarang penyerapan buah lokal lebih bagus," terangnya.
Ketua Asosiasi Importir Eksportir Buah dan Sayur Segar Indonesia (Asebsindo) Kafi Kurnia mengatakan, kemungkinan kenaikan harga di tingkat konsumen bisa mencapai 20-30 persen. "Ongkos angkut satu kontainer dari Surabaya-Jakarta sekitar Rp 10 juta, masalahnya truk kontainer itu kan kosong pulang dari Jakarta-Surabaya. Beban ini ditanggung juga oleh importir," ujarnya. (gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Urus BBM, RI Diminta Tiru Mexico
Redaktur : Tim Redaksi