Sekertaris Jenderal (Sekjen) Kemenag Bahrul Hayat mengatakan usai mengerjakan salat asar setelah wukuf Kamis lalu (25/10), jamaah haji Indonesia digiring ke Mudzalifah untuk melaksanakan mabit atau bermalam. "Alhamdulilah berjalan lancar. Seperti ketika para jamaah masuk ke Padang Arafah dari kota Makkah," katanya.
Jarak antara Padang Arafah dengan Mudzalifah sendiri sekitar 9 km. Pantauan Bahrul menyebutkan jika kondisi jalan raya antara Padang Arafah ke Mudzalifah cukup padat. Tetapi tidak sampai menghambat arus perjalanan jamaah menuju Mudzalifah.
Sedangkan selama 10 Dzulhijjah kemarin (26/10) jamaah haji masih memiliki agenda yang lumayan padat. Diantaranya adalah, pergi ke Mina sebelum matahari terbit atau setelah salat subuh di Mudzalifah. Selain itu kemarin seluruh jamaah haji juga mengerjakan lempar jumrah aqobah.
Sementara itu selama hari tasrik yang dimulai hari ini hingga Senin depan (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) jamaah haji akan melempar jumrah ula, wusto, dan aqobah. Selian itu juga masih menjalankan mabit atau bermalam di Mina.
Setelah melakukan rangkaian amalan selama hari tasrik tadi, proses ibadah haji ditutup dengan tawaf wada" (perpisahan) pada 13 Dzulhijjah atau bertepatan dengan Senin (29/10).
Khusus untuk jamaah haji Indonesia, gelombang pemulangan ke tanah air dimulai pada Rabu 31 Oktober depan hingga akhir November. Untuk jamaah haji gelombang I akan dipulangkan melalui Jeddah. Sedangkan bagi jamaah haji gelombang II dipulangkan dari Madinah.
Sementara itu, laporan dari petugas medis menyebutkan bahwa selama pelaksanaan qukuf di Padang Arafah ada 13 jamaah haji Indonesia yang meninggal. Dengan tambahan ini, jumlah sementara jamaah haji yang meninggal hingga kemarin pagi berjumlah 120 orang. Hampir seluruh dari jamaah haji yang meninggal ini berumur 65 tahun atau lebih dengan berbagai macam penyakit.
Tingginya angka jamaah haji yang meninggal ini tidak terlepas dari dominasi jamaah usia lanjut. Rekapitulasi dari Kemenag menyebutkan jika sekitar 80 persen jamaah haji Indonesia masuk kategori resiko tinggi karena berumur lebih dari 60 tahun. Selain umur yang sudah tua, jamaah haji ini juga mengidap sejumlah penyakit seperti darah tinggi dan kencing manis atau diabetes.
Banyaknya jamaah usia lanjut ini memang konsekuensi yang harus diambil Kemenag, karena mereka mengalokasikan sisa kursi yang tidak terisi untuk jamaah senior. Usai pelaksanaan haji ini, Kemenag akan kembali mengevaluasi pembagian atau komposisi porsi jamaah usia lanjut.
Selanjutnya Bahrul juga mengomentari tudingan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) jika kasus banyaknya masyarakat yang gagal berjaji alias tertipu juga melibatkan pegawai Kemenag. Dia mengatakan jika memang terbukti ada pegawai Kemenag yang nakal, bakal ditindak sesuai ketentuan kepegawaian. "Tapi sampai sekarang kami belum temukan," katanya. (wan/ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada yang Minta 20 Ribu Ton Gula
Redaktur : Tim Redaksi