Perkokoh Keluarga, KKI Gelar Tabliq Akbar

Kamis, 28 Mei 2015 – 23:08 WIB

jpnn.com - JAKARTA--Keluarga merupakan benteng utama bagi bangsa. Keluarga yang sehat bangsa tentu akan sehat. Namun jika keluarga lemah, lemahlah bangsa.

"Banyak hasil riset yang menunjukkan sebagian besar  konflik sosial dan penyalahgunaan narkoba dari keluarga yang tidak sehat dan tidak bahagia. Jika ini tidak segera diatasi maka makin lama akan makin menjadi ancaman,” ungkap Bactiar Nasir, Pembina Kokoh Keluarga Indonesia (KKI), dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/5).
 
Bactiar Nasir yang akrab dengan panggilan UBN (Ustadz Bactiar Nasir) juga menjelaskan, keprihatinan mendalam ini pula yang kemudian melahirkan gerakan untuk kembali mengokohkan keluarga Indonesia.

BACA JUGA: Jaksa Agung Dalami Kemungkinan Deponeering Kasus BW

Gerakan yang  digelar Selasa (2/6) mendatang di Masjid Istiqlal ini untuk menyambut ramadhan diberi titel “Kokohkan Keluarga Indonesia dengan Al Qur’an”.

Dalam tabliq akbar itu akan hadir Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Prof Dr KH Didin Hafidhudin dan UBN sendiri akan memberikan banyak pandangan untuk mengokohkan keluarga, selain itu hadir juga artis Oki Setiana Dewi.

BACA JUGA: Review Laporan Kinerja Instansi, KemenPAN-RB Gandeng BPKP

Dijelaskan UBN, banyak predikat negatif yang disandang Indonesia saat ini. Selain darurat narkoba, Indonesia secara mengejutkan tercatat sebagai negara penyumbang lonjakan trafik pengunjung situs porno terbesar dunia lewat mobile, menduduki posisi kedua di bawah Turki. Padahal, sejak beberapa tahun terakhir, pemblokiran terus digeber Kementerian Kominfo. Parahnya, akses itu terbesar mobile alias lewat handphone.

Data Kementerian Agama (Kemenag) juga mengungkap fakta mengejutkan, dimana jumlah perceraian meningkat setiap tahun. Terakhir yakni survei tahun 2013, menunjukkan jumlah peristiwa pernikahan menurun dari tahun sebelumnya 2.291.265 menjadi sebanyak 2.218.130.

BACA JUGA: Menteri BUMN Merasa Iba dengan Ketua Pansel KPK

Namun tingkat perceraiannya justru meningkat menjadi 14,6 persen atau sebanyak 324.527 peristiwa. Parahnya, kebanyakan peristiwa cerai dimulai dari sang istri yang mengajukan gugatan, bukan pihak suami yang memberi talak.

"Data tersebut, bukanlah kabar yang menggembirakan bagi kesehatan bangsa yang dimulai dari kesehatan rumah tangganya," sambungnya.

Lanjut UBN, semua sendi keluarga ada dalam ancaman, ayah yang tidak bisa memerankan perannya dengan baik. Demikian juga dengan ibu, menyebabkan keluarga tidak punya imun, sehingga kenakalan remaja, narkoba, free sex, orientasi seksual menyimpang, sudah menjadi hal yang biasa di keluarga. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Garap Bekas Pejabat BP Migas Tersangka Kasus Kondensat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler