JAKARTA-Teror bagi kaum hawa di Jakarta yang naik angkutan umum kembali menghantui. Ini setelah terjadi lagi percobaan perkosaan dan perampokan terhadap perempuan di dalam angkot. Beruntung korban berhasil selamat setelah mendapat pertolongan pengguna jalan yang melihat kejadian tersebut. Salah satu pelaku angkhirnya berhasil ditangkap polisi.
Berawal ketika seorang karyawati, Iswati, 23, warga Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat, naik angkot dari kawasan Benhil, Tanahabang. Saat itu waktu menunjukkan hampir tengah malam. Dia mencegat angkot yang saat itu di dalam sudah ada empat penumpang lain, semua laki-laki.
Setelah masuk di dalam angkot B 1106 VTX tersebut, korban tidak menaruh curiga karena semua penumpang terkesan tidak saling kenal. Namun saat angkot melintas di kawasan Monas, tiba-tiba penumpang yang duduk di bangku depan langsung mematikan lampu. Di saat bersamaan, tiga orang yang duduk di bangku belakang menyekap dan mencekik korban. Pelaku juga menggerayangi dan berusaha melucuti pakaian korban.
Sontak korban berteriak dan berusaha memberontak. Rupanya teriakan korban terdengar pasangan suami istri pengendara motor yang melintas dan menghampiri angkot tersebut. ”Saya dengar teriakan korban minta tolong,” ujar Anisa, salah seorang saksi.
Melihat korbannya melawan dan ada saksi yang melihat, bukannya berhenti, angkot tersebut malah terus memacu kendaraannya. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran bahkan sang pengendara sempat diancam para pelaku.
Merasa terus dikejar korban akhirnya dilempar di depan Kantor Mahkamah Agung, Jalan Medan Merdeka Timur.
Di dalam angkot tersebut, korban dan para pelaku sempat tarik menarik tas. Seorang anggota TNI, Nicholas, 24, yang kebetulan melintas dan kendaraan dalam posisi yang beriringan dengan angkot itu lantas mengejarnya.
Polisi yang mendapat laporan, ikut mengejar dan akhirnya berhasil menangkap satu pelaku berinisial T alias Ari Anggara, 16, yang merupakan sopir angkot ditangkap di Dukuh Atas, Jakarta. ”T kita amankan dan ditangkap di Dukuh Atas. Awal mulanya motifnya adalah perampokan,” jelas Kapolres Jakarta Pusat, Kombes AR Yoyol. Namun, karena tertarik dengan korban, pelaku berniat juga memperkosanya.
Diketahui pula, pelaku merupakan sopir tembak angkutan kalong tersebut. Rupanya aksinya tersebut bukan yang pertama kali. Dia pernah melakukan hal yang sama bersama empat rekannya. ”Tapi waktu itu kasusnya perampokan saja. Di mana dan kapan waktunya masih didalami dulu,” tambahnya. Dikatakan, meski berhasil menyelamatkan tasnya dari rampasan pelaku, handphonenya berhasil dibawa pelaku.
Dihubungi terpisah, masih maraknya kasus perampokan dan perkosaan di dalam angkot membuktikan pembenahan di dalam angkot oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta gagal total. Menurut anggota Komisi B DPRD DKI, Taufik Hadiawan, kasus perkosaan dan perampokan yang kembali terulang di ibu kota menjadi bukti pembenahan angkutan umum tak berjalan baik.
Menurut Hadiawan, Dinas Perhubungan seolah tak mengambil pelajaran dari kasus-kasus sebelumnya. Mereka terkesan melakukan pembiaran, terhadap buruknya kondisi angkutan umum di ibu kota. Akibatnya, masyarakat yang menjadi korban. "Kami khawatir, tanpa adanya evaluasi menyeluruh, kejadian serupa akan terus terulang," ujarnya. Apalagi, pelaku yang berhasil ditangkap, Ari Anggara, adalah sopir tembak.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, justru menyalahkan pemilik angkot. Menurutnya, kasus perkosaan dan perampokan di angkot tak ada kaitannya dengan kinerja Dishub.
"Harusnya pemilik angkot melakukan pengawasan terhadap angkot yang dimiliki. Mengapa angkot tersebut bisa jatuh ke tangan sopir tembak" Semua itu kan karena pemilik angkotnya yang salah, bukan Dishub," kilahnya. (dew/ash/wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duda Stres Minum Deterjen
Redaktur : Tim Redaksi