Perkuat Hilirisasi, Mentan Syahrul Buka Gebyar Hortikultura dan Luncurkan Gerakan Gloria

Sabtu, 02 September 2023 – 08:38 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat membuka Gebyar Hilirisasi Produk Hortikultura sekaligus meluncurkan Gerakan Lompatan Tiga Kali Lipat Hortikultura (Gloria) di Pasar Mitra Tani Hortikultura, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (1/9). Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membuka Gebyar Hilirisasi Produk Hortikultura sekaligus meluncurkan Gerakan Lompatan Tiga Kali Lipat Hortikultura (Gloria) di Pasar Mitra Tani Hortikultura, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (1/9).

Melalui kegiatan tersebut, Mentan Syahrul meminta agar produk hortikultura menjadi pionir ekspor pada tahun mendatang.

BACA JUGA: Inilah Aksi Adaptasi Mitigasi Kementan untuk Pertanian Hortikultura, Simak

"Buatkan hilirisasi seperti ini di setiap kabupaten dan kota seluruh Indonesia. Bantu mereka dengan mesin dan teknologinya," pesan Mentan Syahrul melalui keterangan tertulis, Sabtu (2/9).

Sebagai informasi, saat ini ada lebih dari 465 usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menjadi binaan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan.

BACA JUGA: Tingkatkan Daya Saing, Kementan Dorong Elektrifikasi Hortikultura

Mereka terdiri dari industri berskala regional, nasional dan UMKM yang sudah bergerak pada ekspor.

Meliputi UMKM produk hilirisasi bawang sebanyak 127, UMKM cabai 121, UMKM pisang 86, UMKM nanas 20, UMKM jahe, tanaman obat, kapulaga, kunyit sebanyak 47.

"Semua UMKM tersebut siap memenuhi pasar nasional, dan tentu saja hilirisasi ini berdampak pada nilai tambah hingga seratus persen," tegasnya.

Mentan Syahrul berharap ke depan semua produk yang diproduksi bisa memberi dampak terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh masyarakat Indonesia.

Lebih dari itu, produk hortikultura mampu menembus dunia farmasi sebagai alternatif pengobatan herbal.

"Terpenting itu memang harus naik kelas untuk ekspor. Misalnya dari yang tadinya pisang, jadi pisang goreng, kemudian jadi keripik, dan jadi obat (farmasi). Kalau begitu kami canangkan satu hari minum obat herbal produk hortikultura. Saya berharap akhir desember nanti setiap mal di Indonesia ada tenda (stan) yang menjual produk hortikultura," papar Mentan Syahrul.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menambahkan produk hortikultura selama ini memiliki prospek besar terhadap pasar nasional dan ekspor.

Karena itu, kata dia, pihaknya akan terus menjalin kolaborasi dan kerja sama dengan para pengusaha besar dan UMKM.

"Kami akan mengembangkan kerja sama untuk ekspor bersama sejumlah perusahaan besar dan UMKM. Kenapa? Karena UMKM hortikultura memiliki prospek dan potensi pasar yang sangat besar," ujar Dirjen Prihasto.

Sejauh ini, kata Dirjen Prihasto, pihaknya juga terus berupaya memasarkan produk hortikultura ke berbagai negara di dunia, di antaranya melalui forum internasional, seperti ODICOFF yang berlangsung di USA, Serbia, Belgia, dan Taiwan.

Kemudian dibawa juga ke pameran produk halal di Turki, Mc. Fruit. Italy.

"Produk UMKM hortikultura telah banyak dipasarkan pada gerai-gerai di seluruh Indonesia, baik offline maupun online. Pasar ekspor untuk produk UMKM sudah ke beberapa negara, seperti Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Jepang, Hongkong, Belanda, Mesir, Italia, Australia, dan Belgia," terangnya.

Penanggung jawab Pengolahan Hasil Produk Hortikultura, Diah Ismayaningrum mengatakan pemerintah telah memberi bantuan langsung sebesar 300 juta, berupa paket mesin, bangsal panen dan bangunan rumah produksi untuk satu kelompok binaan di seluruh Indonesia.

"Bantuan tersebut bersumber dari APBN yang diberikan kepada kelompok UMKM sebesar Rp 300 juta untuk alat mesin, alat bangsal penen dan bangunan produksi sampai ke alat-alat olahannya. Jadi, misalnya untuk produk cabai, bisa dibuat cabai kering, kemudian sambal cabai minyak," jelasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler