Perkuat Konektivitas Nasional, Hasil Sinergi 16 BUMN

Jumat, 16 September 2011 – 11:55 WIB

JAKARTA - Sebanyak 16 BUMN sepakat meneken Memorandum of Understanding (MoU) untuk pelaksanaan program penguatan konektivitas nasional melalui Indonesia Logistics Community Services (ILCS)Sinergi 16 BUMN ini bertujuan menekan biaya logistik sesuai arahan Presiden dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Ke-16 perusahaan plat merah yang terlibat dalam sinergi tersebut diantaranya, PT Pelindo II, PT Telkom Tbk, PT Pelindo I, PT Pelindo III, PT Pelindo IV, PT KAI, PT ASDP Indonesia Ferry, PT Pupuk Sriwidjaya, PT Pos Indonesia, PT Kawasan Berikat Indonesia, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Semen Gresik, PT Varuna Tirta Prakasya, PT Bhanda Ghara Reksa, dan Perum Bulog.

Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Usaha Logistik dan Infrastruktur Sumaryanto Widayatin mengatakan, sinergi ini dijalankan dengan tiga strategi utama yakni, pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional, dan penguatan kemampuan SDM dan IPTEK Nasional

BACA JUGA: Total Eksplorasi Selat Makasar

"Locally Integrated, Globally Connected menjadi semangat sinergi BUMN ini, sehingga dapat meningkatkan level kompetisi Indonesia di mata dunia usaha," kata dia di Jakarta, Kamis (15/9).

Dirinya menjelaskan, sektor logistik nasional masih belum siap menghadapi liberalisme ekonomi masyarakat Asean (Asean Economic Community 2011), menyusul kenyataan masih kurangnya koneksi antar moda transportasi
Sementara itu, Indonesia tidak bisa tinggal diam menghadapi persaingan di sektor logistik yang semakin ketat terutama setelah implementasi Asean Economic Community pada 2015

BACA JUGA: Maksimalkan Sisa Rp 2 Triliun, Obligasi Siap Diterbitkan



"Untuk itu, dalam empat tahun ke depan, pelaku usaha dan jaringan logistik nasional seharusnya berupaya agar dapat lebih kompetitif di sektor ini dengan cara menekan biaya logistik," ujar Sumaryanto.

Saat ini biaya logistik di Indonesia mencapai 30 persen dari biaya produksi dan menyerap 24 persen dari total GDP, sementara negara maju yang menjadi tolak ukur kemajuan ekonomi seperti Amerika Serikat atau negara berkembang lainnya Vietnam, Thailand, Malaysia dan China mampu menekan hingga di bawah 10 persen


Penguatan konektivitas nasional perlu dilakukan, baik secara hard maupun soft infrastructure

BACA JUGA: Tower Bersama Lirik Menara Indosat

Dan ILCS adalah layanan end-to-end yang bertujuan mewujudkan konektivitas nasional untuk mendukung pencapaian tiga objektif konektivitas nasional secara serempak yaitu menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan, menghubungkan daerah tertinggal, dan menghubungkan daerah terpencil"Bayangkan juga dampaknya pada pertumbuhan ekonomi penyangga di masyarakat ketika ILCS ini telah berjalan," ungkap kata RJ Lino, Dirut PT Pelabuhan Indonesia II.

Sementara itu, PT Telkom sebagai perusahaan telco berbisnis TIME (Telecommunication, Information, Media, Edutainment) juga mendukung secara maksimal terkait penggunaan IT (Information Technology) untuk pengembangan dan pelaksanaan ILCS tersebutPelindo II dan Telkom telah memutuskan untuk melaksanakan ILCS dalam bentuk Joint Venture CorporationMasing-masing memiliki peran dan tanggung jawab sesuai dengan keahlian dan bidang masing-masing.

Pelindo II akan bertanggung jawab dalam kompetensi industry logistic, sementara Telkom bertanggung jawab dalam kompetensi ITKedua pihak berkewajiban mengembangkan kompetensi masing-masing dan memanfaatkan sebesar-besarnya sumber dayanya untuk percepatan dan pertumbuhan ekonomi nasional(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Urus Inalum, Para Bupati Ancam Tinggalkan Gubernur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler