jpnn.com, TOKYO - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus memperkuat program pemagangan ke Jepang sebagai salah satu instrumen penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Penguatan program pemagangan tersebut ditandai dengan ditandatanganinya pembaruan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemnaker dengan International Manpower Development Organization Japan (IM Japan) di Tokyo, Rabu (3/5) waktu Jepang.
BACA JUGA: Mayday 2023, Kemnaker Gelar Dialog dengan Pekerja Sektor Informal, Ini yang Dibahas
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyampaikan penandatanganan pembaruan MoU antara Kemnaker dengan IM Japan ini untuk mengakomodir perubahan dalam implementasi program pemagangan.
"Harapan ke depannya program ini dapat terus berkesinambungan,” kata Menaker Ida Fauziyah seusai menyaksikan penandatanganan MoU tersebut.
BACA JUGA: Lepas 246 Peserta Magang ke Jepang, Menaker Ida: Bisa Kurangi Angka Pengangguran
Melalui MoU terbaru ini, Menaker Ida Fauziyah menekankan tiga hal, yaitu memastikan jaminan perlindungan terhadap peserta pemagangan, remunerasi atau kompensasi finansial yang layak bagi peserta magang.
Hal yang ketiga adalah meminimalkan beban finansial yang harus ditanggung calon peserta pemagangan pada waktu prapemberangkatan.
“Saya menyambut baik hasil kesepakatan baru yang telah dituangkan dalam perubahan MoU, di mana pihak IM Japan bersedia untuk memberikan subsidi kepada peserta yang telah memenuhi persyaratan untuk diberangkatkan ke Jepang, berupa bantuan penggantian biaya selama proses prapemberangkatan,” ujar mantan anggota DPR RI itu.
Menaker Ida mengatakan kerja sama program pemagangan antara Indonesia dan Jepang telah terjalin selama 30 tahun.
Selama kurun waktu tersebut, 43.617 pemuda Indonesia telah mengikuti program pemagangan, dan 39 ribu di antaranya tercatat masih aktif mengikuti pemagangan di Jepang.
Program ini pun dinilainya telah memberikan dampak penting bagi pengembangan diri peserta magang maupun bagi perekonomian nasional.
“Banyak manfaat yang diperoleh dari program pemagangan. Banyak alumni pemagangan setelah kembali ke Indonesia bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia, dan banyak juga alumni pemagangan yang memiliki usaha sendiri,” kata menteri kelahiran Mojokerto, Jawa Timur itu.
Menaker Ida menambahkan, selama ini alumni pemagangan yang menjadi pengusaha telah membentuk perkumpulan dengan nama Ikatan Pengusaha Kenshusei Indonesia (IKAPEKSI).
Hal ini menunjukkan bahwa alumni pemagangan Jepang tidak hanya memiliki bekal ilmu dan insentif, namun juga semangat untuk berwirausaha yang dapat menggerakkan perekonomian nasional.
“Kami berharap kerja sama ini terus dilanjutkan dan ditingkatkan kualitasnya agar memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi kedua negara,” tegasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi