Perlakukan Ibra seperti Cantona

Senin, 11 Juni 2012 – 13:42 WIB
Striker Swedia, Zlatan Ibrahimovic. Foto: Getty Images

ZLATAN Ibrahimovic adalah napas Swedia di Euro 2012 ini. Ketajaman dan pengalaman pemain jangkung itu bakal sangat menentukan hitam-putihnya perjalanan tim Skandinavia tersebutdi even yang dihelat sejak 1960 itu.

Artinya, saat penyerang AC Milan tersebut berada pada level permainan terbaik, tim asuhan Erik Hamren itu berpeluang besar untuk sekadar lolos dari fase grup. Sebaliknya, kalau produktivitas umpan dan gol mantan pemain Barcelona itu macet, bakal suramlah prospek negeri tetangga Denmark tersebut.

"Apakah Swedia jadi tim yang lebih baik tanpa Zlatan? Tak ada tim bisa lebih baik tanpa dia. Dia salah satu pemain terbaik di dunia," ujar mantan kiper Denmark Peter Schmeichel pada Expressen.
Schmeichel beranggapan, sudah selayaknya Ibra mendapatkan pelayanan istimewa dalam skema bermain Swedia. Kiper yang mengantarkan Denmark meraih gelar juara Piala Eropa 1992 itu memberikan saran supaya Hamren menerapkan strategi yang benar-benar bisa mengeksplorasi kualitas Ibra"sapaan Zlatan Ibrahimovic.

Bahkan Schmeichel menganalogikan hal itu seperti saat dirinya bermain untuk Manchester United. Dia masih ingat betul bagaimana Manajer United Sir Alex Ferguson memperlakukan secara istimewa bintang Prancis Eric Cantona.
 
"Bukan dia (Ibra) yang harus beradaptasi dengan timnya. Pemain lain yang harus beradaptasi untuk dia. Rekan setimnya memiliki tanggung jawab yang sama. Ibra akan merasa frustrasi karena tak satu pun memahami yang dilakukannya, juga yang dipikirkannya," terang Schmeichel.
 
"Cantona contohnya. Ferguson memperlakukan para pemainnya berbeda-beda. Satu pemain mendapatkan libur dua bulan, yang lain cuma dua menit. Butuh pemain dengan kepribadian berbeda dalam tim dan Zlatan adalah pemain yang bisa menciptakan sesuatu dari hal yang mustahil," lanjutnya.

Schmeichel menganggap Ibra memiliki kepribadian yang unik sebagai pemain hebat. Itu memang sering terbukti di klub-klub yang dibela pemain yang pertama melejit namanya saat membela Ajax Amsterdam tersebut.

Saat ada sesuatu yang berseberangan dengan keinginannya, Ibra kerap mengekspresikannya secara langsung. Jika tak mendapatkan titik temu, keputusan hengkang bukan hal sulit bagi dia.

"Alih-alih mengekang ego dia, Anda justru harus memotivasinya. Jika Anda mendorong egonya, dia akan memberikan sesuatu yang lebih. Saya memahami itu secara pribadi karena bertahun-tahun bersama Manchester United," jelas kiper yang sembilan musim menghuni Old Trafford itu. (ady/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ceko Tutup Jalan, Warga Tetap Happy


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler