Perlu Aksi Nyata Membuka Ruang Kesetaraan Penyandang Disabilitas

Minggu, 18 Agustus 2019 – 15:23 WIB
Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands Wendy Kusumowidagdo. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands Wendy Kusumowidagdo mengungkapkan bahwa perlu ada aksi nyata agar penyandang disabilitas bisa setara dengan yang lainnya.

"Harus ada aksi nyata untuk membantu saudara kita yang disabilitas, agar bisa berjalan beriringan dengan setara bersama seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan Indonesia yang maju," ujar Wendy dalam diskusi "Merayakan Disabilitas Menuju Indonesia Maju", yang digelar Yayasan Helping Hands di Jakarta, baru-baru ini.

BACA JUGA: Dokter Penyandang Disabilitas Raih Peringkat Tapi Gagal CPNS, Begini Reaksi Korpri

Dia mengatakan, anak-anak penyandang disabilitas harus diberikan keterampilan agar memiliki kesempatan yang setara dengan anak-anak bangsa lainnya. Saat ini, penyandang disabilitas masih mendapat berbagai stigma, bahkan terkadang pada semakin terbatasnya ruang gerak mereka di tengah masyarakat.

BACA JUGA: Siswa Disabilitas juga Diajarkan untuk Peduli Lingkungan

BACA JUGA: Syifa, Gadis Cantik Penyandang Disabilitas Peraih Summa Cum Laude

Untuk membangun jembatan kesetaraan dan kebersamaan, lanjut Wendy, pihaknya menggunakan metodologi program berbasis empat elemen yakni edukatif, inklusif, partisipatif dan eksperensial. Keempat elemen tersebut selanjutnya diwujudkan dalam tiga pilar yakni pendidikan alam, pendidikan olahraga, dan pengalaman profesional. Program tersebut kemudian dijalankan oleh para anak muda penyandang disabilitas yang menjadi peserta didik Yayasan Helping Hands.

“Kami berupaya untuk selalu menyatukan anak-anak muda penyandang disabilitas dengan nondisabilitas. Kami berupaya menyatukan anak muda disabilitas dengan nondisabilitas ke dalam berbagai pelatihan nonformal,” tuturnya.

BACA JUGA: Partai Berkarya Ajak Difabel Berwirausaha dan Mandiri

Untuk pengamalan profesional, pihaknya membawa para siswa-siswi Sekolah Luar Biasa ke berbagai perusahaan untuk merasakan pengalaman pelatihan bersama dengan pekerja profesional. “Kami percaya, melalui pelatihan bersama itu para penyandang disabilitas dan nondisabilitas akan berinteraksi sekaligus meresapi nilai-nilai seperti toleransi, empati, kepemimpinan dan kerja sama yang akan membuka ruang kebersamaan yang lebih luas lagi ke depannya,” jelas Wendy.

Di Indonesia, penyandang disabilitas masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan formal. Hanya sekitar 1,2 persen penyandang disabilitas berhasil ditempatkan dalam sektor tenaga kerja formal.

Padahal, UU No. 8 Tahun 2016 mewajibkan Perusahaan Swasta mempekerjakan paling sedikit 1 persen, Pemerintah, Pemda, BUMN dan BUMD mempekerjakan paling sedikit 2 persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai.

BACA JUGA: Dokter Penyandang Disabilitas Raih Peringkat Tapi Gagal CPNS, Begini Reaksi Korpri

“Oleh karena itu Yayasan Helping Hands berupaya untuk menjadi jembatan antara dunia disabilitas dengan nondisabilitas. Dengan orang lebih mengenal seseorang yang difabel, memahami kemampuan, kelemahan, kebutuhan, kesamaan, perbedaan, kami berharap ia akan lebih mau berupaya memberi dampak bagi komunitas difabel," ujarnya salah satu pendiri Yayasan Helping Hands, Willy Suwandi Dharma.(ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Dengarkan Keluhan Penyandang Disabilitas Saat Jajal MRT


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler