jpnn.com - JAKARTA - Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, menyatakan bahwa survei elektabilitas partai maupun kandidat calon presiden sangat penting untuk bahan evaluasi partai maupun politikus. Hanya saja, katanya, jika survei pesanan untuk kepentingan internal hasilnya diumumkan ke publik tentu akan menimbulkan kecurigaan.
Hamdi menyontohkan hasil survei Indonesia Research Centre (IRC) yang menunjukan tingkat elektabilitas cukup tinggi pada pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo (Win-HT) hingga menggeser posisi Prabowo Subianto. Menurut Hamdi, keabsahan survei itu justru menimbulkan pertanyaan.
BACA JUGA: Nasib 2.818 Honorer K1 Kemenag Tidak Jelas
"Sejatinya, survei harus digunakan untuk mengukur kebenaran fakta di lapangan, bukan dipesan untuk ditinggikan dengan mengatur pertanyaan atau menghilangkan kandidat potensial,” katanya Jumat (25/10), menyikapi sejumlah hasil survei tentang capres dan parpol.
Hamdi menambahkan, kini masyarakat sudah cerdas dan tidak mudah dikacaukan dengan hasil survei pesanan. “Jadi, ada persoalan etika di sini. Karena itu perlu dibentuk Dewan Etik untuk lembaga survei,” cetusnya.
BACA JUGA: Indonesia Bangun Hotel di Makkah
Ditegaskannya, jika setiap lembaga survei asal mempublikasi maka hal itu bisa membahayakan demokrasi. Sebab, hal itu berpotensi menimbulkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga survei yang kredibel.
"Di sisi lain, survei itu penting untuk pendidikan demokrasi dan memberi gambaran sesungguhnya tentang peta persaingan agar rakyat dalam memilih punya bekal dari gambaran survei yang jujur tentunya,” imbuhnya. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Terus Seret Anas, Nazar Bungkam soal Menteri SS
BACA ARTIKEL LAINNYA... Orang Dekat Akil Berkelit soal Suap Sengketa Pilkada
Redaktur : Tim Redaksi