jpnn.com, JAKARTA - Anggota DEN RI sekaligus Direktur Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Darma Persada As Natio Lasman mengatakan untuk mencapai misi Net Zero Emission (NZE) pada 2060 pemerintah perlu memberikan porsi lebih kepada energi baru dan terbarukan (EBT).
Sebab, EBT mengurangi pemakaian bahan fosil, menekan impor energi, dan sekaligus berkontribusi dalam pencapaian lingkungan hidup yang lebih baik.
BACA JUGA: Ikatan Alumni ITS Menggelar FGD soal Transisi Energi, Ada Bu Risma
Di sisi lain, diperlukan pengelolaan EBT dapat memberikan supply listrik secara kontinu, sebagaimana ditunjukkan oleh PLTA dan PLTP.
Dia mencontohkan dalam hal energi panas bumi, Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan, untuk turut serta dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
BACA JUGA: Pertamina Hulu Energi Raih 4 Penghargaan di Taiwan Innotech Expo 2023
"Kebanyakan lokasi sumber panas bumi terletak di daerah yang belum berkembang sehingga dengan adanya misi percepatan energi bersih ini, khususnya panas bumi, maka akan menciptakan kemajuan infrastruktur, ekonomi, serta peluang tenaga kerja. Apalagi CSR dari PLTP dapat digunakan secara maksimal untuk mengembangkan lingkungan PLTP tsb," ucap As Natio dalam wawancaranya di acara Energy Transition Conference and Exibition pada Jumat (20/10).
Namun, As Natio yak menampik dalam pelaksanaan percepatan transisi energi terdapat peluang dan tantangan yang dihadapi.
BACA JUGA: Gali Potensi Migas Indonesia, Pertamina Hulu Energi Pertajam Strategi Eksplorasi
Salah satu tantangan dari percepatan transisi energi panas bumi adalah dukungan masyarakat, khususnya yang ada di sekitar wilayah panas bumi.
Masyarakat diharapkan dapat mendorong realisasi pembangunan PLTP dan memberikan kondisi sosial yang kondusif, sehingga nantinya berdampak positif bagi kesejahteraan.
Maka, As Nation berharap tidak hanya peningkatan yang benar terhadap pemahaman masyarakat sekitar terkait PLTP, tetapi juga penyediaan sarana pendidikan yang memadai sangatlah diperlukan.
Hal ini berlaku tidak hany untuk PLTN saja, tetapi juga dengan energi terbarukan lainnya, juga energi baru, sehingga SDM yang terdidik diharapkan dapat mendukung percepatan transisi energi ini.
"Bisa mulai untuk memperkenalkan lebih dini kepada generasi muda serta masyarakat di mana pembangkit listrik dari energi terbarukan akan dikonstruksi, sekaligus memberikan pemahaman pentingnya pengelolaan energi yang berkelanjutan," ucap As Natio.
Dia mambahkan peran sektor SDM dalam pendidikan perlu diutamakan, karena merupakan modal utama pembangunan.
"Peranan perguruan tinggi diperlukan untuk memperkenalkan dan mendalami studi terkait energi baru dan terbarukan, baik dari aspek teknologi, maupun sosial ekonominya" tambah As Natio.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul