jpnn.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memantapkan langkah untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi satelit untuk mendukung fungsi pengawasan dan memperluas akses pasar produk kelautan dan perikanan ke Inggris dan Uni Eropa.
Sejumlah komitmen kerja sama disepakati saat kunjungan Menteri Perdagangan Inggris, Hon Liam Fox ke kantor KKP pada Kamis (6/4) lalu.
BACA JUGA: Perkuat Kerja Sama, Presiden Prancis Kunjungi KKP
Kedatangannya kali ini sekaligus memberi kepastian bahwa Inggris konsisten mendukung Indonesia dalam memberantas penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing), melakukan tata kelola perikanan dan menjaga keberlanjutan Legal di Indonesia.
Pemerintah Inggris melalui UK Space Agency (UKSA) telah menyetujui tawaran investasi di Indonesia dengan membuat proyek teknologi satelit bersama Inmarsat (International Maritime Satelite) senilai Rp 132 miliar.
BACA JUGA: Pengelolaan Perikanan Berkeadilan Diharapkan Terwujud
Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi Hardijanto menjelaskan, kedatangan pemerintah Inggris kali ini bertujuan untuk mengeksplor bagaimana proyek Inmarsat mengangkat reputasi Indonesia di EC (European Comission) Trade Group, untuk mendapatkan penurunan tarif bea masuk produk perikanan.
“Meskipun Inggris telah menyatakan keluar dari Uni Eropa, namun aturan pengelolaannya masih mengikuti Common Fisheries Policy (CFP) Uni Eropa. Harus diteliti kebersihan dan keamanan produk yang masuk ke negaranya," ujar Rifky.
BACA JUGA: KKP Komitmen Atasi Masalah HAM di Industri Perikanan
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan beberapa pendalaman kerja sama dengan Inggris, terutama dalam desain dan mesin kapal serta kapal pengolah (live fish vessel, processing vessel).
Inggris juga dinilai memiliki expertise dalam perakitan teknologi autonomous vessel atau drone yang dapat dimanfaatkan Indonesia.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KKP Kembali Tangkap 17 Kapal Asing Ilegal
Redaktur & Reporter : Yessy