JPNN.com

Perluasan Penerapan NLE dan Pengembangan Ceisa 4.0 Kunci Perbaikan Layanan Kepabeanan

Rabu, 15 Januari 2025 – 19:20 WIB
Perluasan Penerapan NLE dan Pengembangan Ceisa 4.0 Kunci Perbaikan Layanan Kepabeanan - JPNN.com
Bea Cukai sebagai salah satu institusi strategis dalam mendukung perdagangan internasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi proses kepabeanan, di antaranya melalui perluasan implementasi NLE, dan pengembangan CEISA 4.0. Foto: Dokumentasi Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi proses kepabeanan.

Sejumlah langkah transformasi digital pun telah diinisiasi, di antaranya melalui perluasan implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) dan pengembangan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) 4.0.

BACA JUGA: Dukung Pariwisata, Bea Cukai Bitung Fasilitasi Kedatangan Kapal Pesiar MS Noordam

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Budi Prasetiyo mengatakan perluasan implementasi NLE dan pengembangan CEISA 4.0 mencerminkan komitmen Bea Cukai dalam mendukung transformasi digital untuk pelayanan publik yang semakin baik.

"Dengan inovasi ini, Bea Cukai berupaya memperkuat daya saing Indonesia di kancah perdagangan internasional," kata Budi Prasetiyo dalam keterangannya, Rabu (15/1).

BACA JUGA: Bea Cukai Ternate Gagalkan Peredaran 7 Ribu Batang Rokok Ilegal Lewat Jasa Pengiriman Barang

1. Perluasan Implementasi NLE

NLE merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang, informasi, dan dokumen internasional dan domestik.

NLE berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, serta penghapusan repetisi dan duplikasi.

BACA JUGA: Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE Pembebasan untuk PT Kreasi Sakti Mandiri

NLE didukung sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik terkait dan menghubungkan sistem-sistem logistik yang telah ada.

Terdapat empat pilar dalam NLE, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, yaitu simplifikasi proses bisnis pemerintah, kolaborasi platform logistik, kemudahan pembayaran, dan tata ruang (penataan infrastruktur).

Budi menyampaikan percepatan penataan sistem logistik nasional terus diupayakan melalui perluasan implementasi NLE.

Hingga 2024, telah terealisasi 53 pelabuhan dan 7 bandara internasional di Indonesia yang menerapkan NLE.

"Dengan implementasi NLE, pengguna jasa mampu mengefisiensi waktu dan biaya untuk pengeluaran peti kemas dari pelabuhan,” terang Budi.

Hal ini, menurut Budi, merupakan jawaban dari tantangan perbaikan arus logistik nasional agar semakin efisien dan sistematis.

Berdasarkan hasil survei Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera) pada 2023 diketahui kehadiran layanan NLE mampu mendorong efisiensi waktu dan biaya.

Lebih jauh lagi, layanan NLE mampu mendorong peningkatan efisiensi ekosistem logistik nasional untuk daya saing perekonomian tingkat global.

Hal ini dibuktikan dengan data s.d. Desember 2024 bahwa dalam pelaksanaan impor, realisasi durasi dwelling time bersifat fluktuatif pada lima tahun terakhir, dengan 3,52 hari di tahun 2024.

Namun, proses clearance kepabeanan mengalami percepatan selama lima tahun berturut-turut, hingga s.d. Desember 2024 telah mencapai 0,49 hari.

Pelayanan ekspor juga mengalami percepatan dari semula 20 menit kini menjadi kurang lebih 15 menit.

Bahkan pada 2024, implementasi NLE mendapat penghargaan World Customs Organization (WCO) Certificate of Merit dan penghargaan Indonesia Logistics Award (ILA) 2024 sebagai Government of the Year.

"Ini menegaskan peran penting Indonesia dalam komunitas logistik global dan daya saing perdagangan lintas batas," tegas Budi.

2. Pengembangan Ceisa 4.0

Selain perluasan implementasi NLE, pengembangan Ceisa 4.0 juga jadi kunci sukses Bea Cukai dalam perbaikan layanan kepabeanan.

"Pengembangan Ceisa 4.0 merupakan perwujudan salah satu strategi pelayanan Bea Cukai dalam memfasilitasi perdagangan dan industri, yaitu perbaikan proses bisnis ekspor, impor, dan layanan pemeriksaan," sebut Budi.

Pengembangan Ceisa 4.0 sendiri terdiri dari tiga strategi.

Pertama, menjaga keandalan sistem, yaitu dengan pemutakhiran arsitektur dan quality control, perbaikan bug dari optimalisasi sistem, dan monitoring room melalui command center.

Kedua, digitalisasi dan modernisasi proses bisnis melalui revenue forecasting analytics untuk mendukung penerimaan; optimalisasi pengawasan dengan profiling, smart targetting, passenger risk management (PRM), dan lainnya; serta pengembangan fraud detection dan hit rate, dan optimalisasi sistem pendukung.

Ketiga, pencegahan, perbaikan, dan penguatan kemanan informasi.

Hasilnya, tingkat downtime Ceisa mengalami penurunan. Kecepatan waktu sistem merespons juga mengalami percepatan, yang semula 6 detik menjadi 18,8 milidetik.

Ceisa berperan penting dalam revenue forecasting analytics dan joint proses bisnis teknologi informasi untuk mendukung penerimaan negara.

"Ceisa juga berperan dalam mengoptimalkan kegiatan operasional dan layanan. Bahkan, dapat mengurangi risiko adanya intervensi pengguna jasa dalam pelayanan kepabeanan," papar Budi.

Budi juga menegaskan Bea Cukai akan terus menunjukkan komitmen yang kuat dalam menciptakan layanan kepabeanan dan logistik yang terintegrasi, modern, dan efisien melalui transformasi digital.

"Perbaikan layanan kepabeanan akan selalu kami upayakan demi peningkatan daya saing Indonesia di pasar global," tutup Budi. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler