Permintaan dan Harga Kopi Dunia Naik, LPEI Gencarkan Pengembangan Desa Devisa

Senin, 10 Januari 2022 – 20:30 WIB
Acara peluncuran Desa Devisa Kopi Subang, yang diselenggarakan secara virtual, Senin (12/7). Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Bisnis II Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Maqin U. Norhadi mengatakan pihaknya terus menggerakkan ekspor nasional.

Salah satunya dengan mendorong pengembangan bisnis kopi, sejak tahun lalu.

BACA JUGA: Ini 5 Gejala Awal Gagal Ginjal yang Kerap Disepelekan

Upaya tersebut diwujudkan dengan melaksanakan program Desa Devisa khusus kopi, yang dimulai di Kabupaten Subang, pada Juli 2021 lalu.

LPEI juga mencatat ceruk permintaan kopi yang lebih spesifik, seperti kopi organik sangat cerah pasarnya.

BACA JUGA: Asuransi Properti Diprediksi Bakal Meningkat Tahun Ini

Oleh karena itu, selain di Subang, LPEI juga mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi.

"Tahun ini, ditargetkan kopi organik jenis java ijen dapat mulai diekspor untuk memenuhi pasar Jepang. Desa-desa di kawasan ini menjadi bagian dari program Desa Devisa LPEI, yang pada 2022 ditargetkan dapat menjangkau sekitar 100 desa melalui program Desa Devisa tersebut," tutur Maqin.

BACA JUGA: Kurangi Backlog Perumahan, BTN Gandeng Asosiasi Santri Developer NU

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi.

"Kita dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat. Ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting. LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit, sebagai fasilitator, akselerator, maupun agregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi," kata Sri Mulyani.

Berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia pada 2022 akan semakin meningkat seiring harga melambung.

Apalagi, pasarnya juga semakin luas.

Ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang mencapai 18 ton untuk tujuan Arab Saudi.

Padahal, pasar tradisional kopi seperti AS, Jepang, Jerman, dan negara Eropa lainnya terus membesar.

Para eksportir kopi nasional ini, berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute tersebar di Semarang, Banda Aceh, Deliserdang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya dan Sidoarjo, serta Malang.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler