Permintaan Kerajinan Rotan Tetap Naik saat Pandemi Covid-19, Dua Pekan Laku 800 Keranjang

Selasa, 27 April 2021 – 12:35 WIB
Sejumlah perajin rotan di Kota Pekanbaru menyatakan permintaan keranjang parsel untuk Idul Fitri 1442 Hijriah mengalami peningkatan. Foto: Antara

jpnn.com, PEKANBARU - Sejumlah perajin rotan di Kota Pekanbaru menyatakan permintaan keranjang parsel untuk Idul Fitri 1442 Hijriah mengalami peningkatan, meski kondisi masih pandemi Covid-19.

"Permintaan parsel ada naik sekitar 15 persen dari tahun lalu," kata Jon Hendri, perajin rotan di Jalan Yos Sudarso, Kota Pekanbaru, Selasa (27/4).

BACA JUGA: Patroli Jaring Sriwijaya 2021, Gagalkan Penyelundupan 100 Ton Rotan ke Malaysia

Dia bersyukur pembeli keranjang parsel mengalami peningkatan saat kerajinan rotan semakin sulit bertahan, tidak hanya akibat pandemi, melainkan juga akibat harga bahan baku rotan yang terus naik.

Menurut dia, perajin tidak bisa begitu saja menyesuaikan harga. Satu keranjang parsel harganya berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 35 ribu tergantung ukurannya.

BACA JUGA: Bea Cukai Menggagalkan Upaya Penyelundupan 100 Ton Rotan ke Malaysia

"Terpaksa kami mengakali dengan menghemat bahan baku, rotan kita belah dua untuk membuat keranjang parsel," katanya.

Perajin dari toko Rotan Kirana Dina mengatakan pemesan keranjang parsel tahun ini lebih banyak dari luar Kota Pekanbaru.

Konsumennya sebagian besar adalah pengelola toserba, pengusaha parsel, dan sebagian kecil pembeli pribadi.

Dia membeberkan hingga pekan kedua Ramadan, sudah sekitar 800 keranjang parselnya telah laku.

"Pembeli banyak dari Tembilahan, Bengkalis, dan Pekanbaru ada juga tapi dari luar kota lebih banyak," ujarnya.

Meski ada sedikit peningkatan penjualan, Dina mengatakan tidak berani membuat terlalu banyak keranjang parsel.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ia berani membuat hingga 1.000 keranjang lebih untuk Lebaran karena permintaan cukup tinggi.

"Tapi sejak tahun lalu tidak berani stok barang banyak karena harga rotan naik, belum lagi ada pandemi," ujarnya.

Akibat pandemi, lanjutnya, pekerjanya yang lama terpaksa diberhentikan dan semua produksi kerajinan rotan dikerjakan oleh keluarganya.

Dia mengakui harga bahan baku rotan yang tinggi makin menyulitkan perajin. Harga rotan bulat untuk keranjang parsel yang sebelumnya Rp 2.500 kini sudah Rp 3.000 per batang. Sedangkan rotan tipis yang sebelumnya Rp 750 ribu per bal isi 25 kilogram, kini mencapai Rp 810 ribu.

"Kami hanya bisa bertahan, tak bisa untung besar," ujarnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler