Permintaan Kredit Menurun, Bank Jatim Genjot Nonbunga

Selasa, 31 Oktober 2017 – 16:36 WIB
Bank Jatim Tambah Dua Direksi Baru. Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) menggenjot pendapatan nonbunga atau fee based income (FBI) gara-gara potensi pasar kredit menurun.

Salah satunya, melalui peluncuran berbagai produk bancassurance.

BACA JUGA: Bank Jatim Fokus Tekan Kredit Macet

Itu adalah layanan perbankan yang menyediakan produk asuransi dan investasi jangka panjang sekaligus.

Bank Jatim bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG (Sinarmas MSIG Life) dalam penyediaan bancassurance.

BACA JUGA: Galaxa Tawarkan Solusi Proses Kredit Aman dan Cepat

Produk-produk yang ditawarkan adalah JS Proteksi Plan, SMiLe Premium Link, dan Jempol Link.

Untuk mempermudah akses, Sinarmas MSIG Life mengirimkan seorang personelnya di setiap kantor cabang Bank Jatim.

BACA JUGA: Permintaan Kredit Melambat, Perbankan Selektif

Hingga saat ini, kontribusi FBI terhadap seluruh pendapatan Bank Jatim mencapai 19 persen.

Direktur Utama Bank Jatim R Soeroso mengungkapkan, pihaknya terus menggenjot FBI lewat JS Proteksi Plan agar persentasenya terus tumbuh.

’’Kami menargetkan untuk meningkatkan kontribusi FBI sampai 25 persen pada 2018,’’ jelasnya, Senin (30/10).

Khusus produk SMiLe Premium Link dan Jempol Link, Soeroso menargetkan tambahan pemasukan FBI hingga Rp 120 miliar pada 2018.

’’Saat ini, permintaan kredit menurun sehingga FBI harus ditingkatkan agar keuntungan bisa sustainable. Sebab, share holder menghendaki kami tetap menerapkan profit oriented,’’ katanya.

Selain itu, Bank Jatim menyediakan produk bancassurance khusus kalangan menengah ke bawah, yaitu Jempol Link.

Tujuannya, meningkatkan pelayanan Bank Jatim terhadap para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

’’Jumlah start-up di tingkat UMKM sekarang sangat banyak. Jadi, pasarnya bisa sangat potensial,’’ terangnya.

Soeroso mengungkapkan, pihaknya bakal terus memperbanyak kerja sama dengan berbagai perusahaan, baik badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta. Pada era global saat ini, sinergitas sangat diperlukan. ’

’Kalau perusahaan pengin maju, kerja sama adalah salah satu kunci pokok. Kerja sama lebih menguntungkan daripada hanya bersaing,’’ ujarnya. (pus/c22/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Jatim Salurkan Kredit Rp 30,7 Triliun


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler