jpnn.com, SURABAYA - Penyaluran kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) terdongkrak neraca perdagangan Jatim yang surplus dalam dua tahun terakhir.
Untuk perdagangan antarpulau, komoditas dengan penyaluran kredit tertinggi adalah agrobisnis serta bahan bangunan untuk infrastruktur.
BACA JUGA: Ini Penyebab UMKM Tahan Hadapi Resesi Ekonomi
Sementara itu, untuk perdagangan antarnegara, komoditas terbesar adalah furnitur dan perhiasan.
Direktur Utama Bank Jatim R. Soeroso menyatakan, surplus perdagangan Jatim pada 2016 mencapai Rp 80 triliun.
BACA JUGA: Ritel Modern Pasok Warung Tradisional, UMKM Menjerit
Tahun ini, surplus diperkirakan meningkat hingga 100 persen.
Hingga Juni lalu, nilai transaksi perdagangan antarpulau Jatim mencapai Rp 550 triliun.
BACA JUGA: Mufidah Kalla: Persaingan Produk Kriya Global Kian Berat
Hingga akhir tahun, nilai transaksinya diperkirakan mencapai Rp 1.100 triliun.
’’Dengan begitu, surplus perdagangan tahun ini bisa Rp 150 triliun. Sampai Juni 2017, surplusnya sudah Rp 79 triliun,” ujarnya.
Melihat peluang tersebut, Bank Jatim lebih serius memfasilitasi para pelaku usaha terkait pendanaan.
Tahun ini, Soeroso menargetkan penyaluran kredit Bank Jatim mencapai Rp 32 triliun.
Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu Rp 28 triliun.
Hingga awal Oktober, realisasi penyaluran kredit mencapai Rp 30,7 triliun.
Soeroso mengakui, daya beli masyarakat masih rendah.
Hal itu berdampak pada menurunnya permintaan kredit untuk perdagangan korporasi.
Kondisi tersebut membuat Bank Jatim harus mengalihkan penyaluran kredit ke usaha menengah ke bawah.
’’Saya yakin penyaluran kredit untuk UMKM mampu berkembang dengan baik. Sebab, perdagangan menengah ke bawah itu menyangkut kebutuhan pokok,” tuturnya.
Tak hanya menyalurkan kredit ke UMKM, Bank Jatim mendanai berbagai proyek infrastruktur yang mendukung perdagangan.
Misalnya, pembangunan jalan tol Pandaan–Probolinggo serta Pandaan–Malang.
Selain sektor korporasi, Bank Jatim mulai melakukan penetrasi pendanaan ke pemerintah daerah.
’’Rasio dana murah (current account saving account, Red) Bank Jatim masih 70 persen. Jadi, likuiditasnya sangat kuat,” pungkas Soeroso. (pus/c18/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Jatim Belum Tertarik Keluarkan Uang Elektronik
Redaktur & Reporter : Ragil