Permintaan Menurun, Perajin Ulos Tobasa Kurangi Produksi

Minggu, 14 Juli 2013 – 15:32 WIB
TOBASA- Beberapa perajin ulos di Tobasa terpaksa mengurangi produksi akibat permintaan dari masyarakat semakin berkurang.

Tidak hanya itu, sejak pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), biaya produksi pakaian kebanggaan masyarakat Batak itu juga naik sekitar 30 persen.

Salah seorang perajin ulos di Balige, Mangarti Sigalingging, mengatakan, sudah hampir satu bulan, ia terpaksa mengurangi produksi ulos. Salah satu penyebabnya karena permintaan pasar sepi, ditambah harga jual ulos mulai naik.

“Kita terpaksa menaikkan harga ulos karena dampak kenaikan harga BBM. Sebab bahan baku benang yang kita gunakan didatangkan dari Bandung. Biasanya harga benang per kilogram sekitar Rp32 ribu, namun sekarang naik menjadi Rp44 ribu. Harga tersebut akan terus bertambah karena akan menjalani proses pewarnaan dan dibutuhkan biaya lagi,” ujarnya, seperti diberitakan Metro Siantar (Grup JPNN).

Dia menerangkan, biasanya jika libur seperti libur sekolah dan hari besar, permintaan akan meningkat karena banyak pesta. Namun kali ini berbeda, permintaan pasar terus menurun. Mangarti mengatakan, sejak produksi dikurangi, lima orang pekerjanya terpaksa diberhentikan sementara.

“Kita mengistirahatkan lima orang pekerja hingga menunggu situasi kembali normal. Biasanya, setiap hari kita bisa memproduksi lima ulos yang terdiri dari ulos sadum dan ragi hotang. Namun sekarang kita hanya membuat satu ulos sadum dan dua ulos ragi hotang,” paparnya.

Menurut dia, bila dihitung biaya bahan baku hingga menjadi barang jadi, kenaikannya mencapai 30 persen. Sebab biaya transportasi untuk menjual ke toke juga diperhitungkan.

“Keuntungannya memang tipis karena kita tidak mau menaikkan harga terlalu tinggi. Sebab kita takut ulosnya tidak laku,” ungkap Mangarti yang juga tergabung sebagai anggota Asosiasi Pengusaha Indonesia (Aspindo) itu. (cr-03/mua)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lapas Cibinong Waspada

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler