Seiring dengan harga sapi ekspor ke Indonesia yang mencapai harga tertinggi, dan belum pernah terjadi sebelumnya, agen ternak dan eksportir di Australia mengaku memenuhi kebutuhan sapi di kuartal keempat menjadi tantangan. Sejak Oktober hingga Desember nanti Indonesia mengizinkan masuknya 200.000 ekor sapi.
Harga sapi Australia untuk diekspor ke Indonesia rata-rata mencapai $3,30, sekitar lebih dari Rp 30.000, per kilo-nya, bahkan sempat mencapai rekor di angka $3,40 atau sekitar Rp 34.000 per kilo.
BACA JUGA: Studi Terbaru Soal Melatih Otak Agar Mampu Melakukan Multi-Tasking
Paul McCormick, agen ternak di daerah Katherine, Kawasan Australia Utara, mengaku terkejut dengan kenaikan harga tersebut.
"Sejujurnya, saya tidak pernah berpikir kalau harganya akan sampai setinggi itu," ujarnya. "Kami sudah memiliki banyak kompetisi. Ini menjadi indikasi nyata soal posisi industri sapi."
BACA JUGA: Simpanse di Australia Rawat Anak Angkatnya Laksana Anak Sendiri
McCormick mengatakan harga yang tinggi memang menguntungkan bagi para produsen hewan ternak, tetapi justru menjadi tantangan bagi mereka yang terlibat untuk memenuhi kuota ekspor ke Indonesia. Untuk kuartal keempat, Indonesia telah mengizinkan masuknya 200.000 ekor sapi dari Australia.
"Ketersediaan sapi dari bulan Oktober ini hingga ke depan terbatas, dengan melihat harga tersebut, menunjukkan jika pelanggan ekspor akan berpikir hal yang sama," katanya.
BACA JUGA: Pangeran Charles dan Camilla Kunjungi Australia dan Selandia Baru Selama 12 Hari
CEO Dewan Ekspor Hewan Ternak Australia, Alison Penfold pun sepakat jika kenaikan harga akan menyulitkan dalam upaya memenuhi kebutuhan ekspor sapi ke Indonesia.
"Minggu lalu ada kekhawatiran bukan hanya harga tinggi untuk sapi, tapi juga melemahnya perekonomian Indonesia dan permintaan daging merah yang menurun," ujar Penfold.
"Kita berpotensi akan kembali menghadapi tantangan ini, tetapi ini akan naik turun. Beberapa waktu sebelumnya produsen kita juga tertekan dengan harga ekspor yang turun, dan hari ini harga mencetak rekor tertinggi," jelasnya.
Ia beranggapan pasar tidak selalu elastis terhadap harga. Akan ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi dan mereka yang terlibat dalam ekspor hewan ternak sapi diminta mencari cara untuk dapat mengatasi masalah yang ada.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasien Kanker Ini Ubah Kemoterapi Jadi Foto yang Menghibur