jpnn.com, JAKARTA - Umbi porang juga dikenal sebagai konjac, memiliki karakteristik unik dan manfaat luar biasa.
Kaya akan serat larut dan rendah kalori, umbi porang mengandung glukomanan yang berperan dalam meningkatkan kesehatan pencernaan.
BACA JUGA: Ekspor Perdana, 50 Ton Porang Asal Riau Tembus Pasar Tiongkok
Melalui pengolahan yang cermat, umbi porang dapat dijadikan tepung konjac dan glukomanan yang berfungsi sebagai substitusi impor.
Selain itu, menjadi dasar untuk menciptakan produk turunan, seperti beras dan mi shirataki, konyaku, serta jeli konjac.
BACA JUGA: Indonesia Kembali Ekspor Porang ke China
Kandungan umbi porang juga menunjukkan potensi di sektor farmasi sebagai pencegah diabetes mellitus, kanker, dan kolesterol, serta dalam pembuatan kosmetik.
Samuel H. Siahaan, Direktur Utama PT Rezka Nayatama mengatakan bahwa permintaan global akan tepung glukomanan dari porang terus meningkat.
BACA JUGA: Ikhtiar PT Rezka Nayatama Perkuat Industri Olahan Pangan Sehat
Namun, Indonesia baru dapat menyuplai dalam bentuk setengah jadi, yaitu chip porang. Meski demikian, budi daya porang menjanjikan ketersediaan bahan baku melimpah.
Menurut Samuel, dengan pemanfaatan optimal potensi umbi porang, Indonesia dapat mengambil peran yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan pasar lokal dan global.
"Kami berkomitmen memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan industri pengolahan bahan makanan di Indonesia, terutama dalam memajukan pemanfaatan umbi porang sebagai bahan pangan sehat yang berpotensi sebagai alternatif pengganti beras," kata Samuel di Lombok Barat, NTB, baru-baru ini.
Samuel mengatakan pabrik tepung glukomanan milik Rezka Nayatama ditargetkan mampu menyerap 483 ton umbi porang setiap bulannya sebagai bahan produksi.
Dengan proyeksi produksi sekitar 240 ton tepung glukomanan hingga kadar 90 persen per tahun, pabrik tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri, sekaligus menyediakan ekspor ke berbagai negara seperti China, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Eropa, Vietnam, dan Thailand. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh