Pernyataan Ma'ruf Amin Terkait Peristiwa Penusukan Wiranto

Minggu, 13 Oktober 2019 – 03:44 WIB
Wapres terpilih Ma'ruf Amin disambut santri dan santriwati pada acara tasyakuran, silaturahmi lintas agama dan peletakan batu pertama pembangunan Kantor PWNU NTB di Universitas NU NTB di Mataram, Sabtu (12/10). Foto: ANTARA

jpnn.com, MATARAM - Wakil Presiden terpilih KH. Ma'ruf Amin menyatakan prihatin atas aksi penusukan Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten. Kiai Ma’ruf menilai penusukan yang dialami Wiranto adalah penyerangan terhadap simbol negara.

"Saya betul-betul prihatin, kok ada masyarakat yang sampai hati melakukan penusukan seperti itu," ujarnya di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu.

BACA JUGA: Istri Eks Dandim Kendari yang Nyinyir Soal Wiranto Ditusuk Menangis saat Suami Sertijab

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut, mengatakan akan menjenguk Menko Polhukam Wiranto seusai menuntaskan pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V MUI di Lombok, NTB.

"Begitu saya pulang pasti langsung jenguk Wiranto," katanya.

BACA JUGA: Berita Terkini Kasus Ninoy Karundeng, Polisi Tetapkan Tersangka Baru

Kehadiran Wakil Presiden terpilih, KH. Ma'ruf Amin di Lombok dalam rangka menghadiri sekaligus membuka kegiatan Rakernas ke V MUI yang berlangsung selama empat hari dimulai dari tanggal 10-13 Oktober 2019.

Selain menghadiri Rakernas MUI, KH. Ma'ruf Amin juga membuka kegiatan Konfrensi Internasional Pariwisata Halal dan acara tasyakuran dan silaturahmi lintas agama yang dirangkai peletakan batu pertama pembangunan Kantor PWNU NTB di Universitas NU NTB di Jalan Pendidikan, Kota Mataram.

BACA JUGA: Pangdam Hasanuddin: Imbauan Ini Juga untuk Istri-istri Prajurit, Kendalikan Jarimu

KH. Ma'ruf Amin mendorong seluruh elemen bangsa ikut terlibat mencegah berkembangnya paham radikal di Indonesia.

"Paham radikalisme masih berkembang di Indonesia. Karena itu perlu adanya upaya melakukan deradikalisasi paham-paham radikal, supaya tidak berkembang," ucapnya.

Amin menegaskan, peristiwa penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto yang terjadi beberapa waktu lalu di Banten. Menurutnya, adalah bukti nyata berkembangnya paham radikal di tengah masyarakat karena disebabkan adanya pemahaman agama yang keliru dan menyimpang, sehingga pelakunya nekat melakukan penyerangan seperti itu.

"Paham radikalisme dan terorisme harus dilawan dengan upaya-upaya dan usaha-usaha derakalisasi dan itu harus menjadi tugas pusat dan daerah, untuk itu diperlukan sinergitas seluruh pihak," ucap Ketua MUI itu.

Lebih lanjut, Amin mencontohkan NTB dinilainya salah satu provinsi yang berhasil mencegah masuknya paham-paham radikal. Hal ini tidak lepas dari sinergitas seluruh pihak tidak hanya pemerintah baik pusat dan daerah.

BACA JUGA: Pergantian Dandim Kendari Patut Menjadi Pelajaran Berarti Bagi Prajurit Maupun Istri

"NTB menjadi salah satu daerah yang berhasil menangkal gerakan-gerakan radikalisme," katanya.(ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler