jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Wilayah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Sulawesi Selatan Sumarni Azis mengeluarkan pernyataan menohok kepada rekan-rekannya yang memilih jadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Dia mempertanyakan dasar honorer K2 terutama guru dan tenaga kesehatan memilih PPPK sehingga melupakan perjuangan awal menjadi PNS.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: PA 212 Ngotot Reuni? Rizieq Shihab Tak Muncul, Moeldoko Angkat Suara
Sumarni, honorer K2 tenaga administrasi di Dinas Pertanian ini mengingatkan, langkah tersebut merugikan rekan-rekannya yang lain.
Sebab, 200 ribu lebih honorer K2 tenaga teknis lainnya dan administrasi saat ini tidak punya kesempatan untuk mengikuti tes aparatur sipil negara (ASN), baik CPNS maupun PPPK.
BACA JUGA: Gaji PNS dan PPPK Bakal Meningkat Tajam, Ini Penjelasan Pejabat KemenPAN-RB
"Kawan-kawan honorer K2 tenaga guru dan kesehatan, apa sudah bulat tekadnya memilih PPPK. Apa karena sudah bosan jadi honorer atau sudah bosan terima honor yang tidak seberapa atau karena umur," tutur Sumarni kepada JPNN.com, Rabu (2/12).
Dia meminta para honorer K2 guru dan tenaga kesehatan jangan melupakan asal perjuangan. Bahwa wadah perjuangan ini dibentuk tidak hanya oleh guru dan tenaga kesehatan tetapi tenaga teknis serta administrasi.
BACA JUGA: Presiden Minta Guru Honorer Usia 35 Tahun ke Atas Ikut Rekrutmen PPPK
Mereka juga, kata Sumarni, usianya tua, menerima honor kecil. Mengapa guru dan tenaga kesehatan pilih menyelamatkan diri sendiri sehingga melupakan sumbangsih tenaga teknis administrasi.
"Ingat! Bukan hanya honorer K2 guru saja yang umurnya sudah tua tetapi tenaga teknis administrasi dan tenaga lainnya sudah berumur," ujarnya
Dalam berjuang, lanjut Sumarni, hanya amanah dan komitmen yang bisa dipegang. Kalau masing-masing sudah menyelematkan diri sendiri, ini sudah menyalahi perjuangan dan komitmen menjadi PNS.
Yang memilih PPPK, kata Sumarni, sudah tidak amanah dan komit pada tujuan perjuangan
"Untuk apa merelakan diri jauh-jauh dari daerah ke Jakarta, tidur beralaskan koran di depan istana kepresidenan, makan dari hasil patungan apa adanya, kalau perjuangan dan komitmen ini hanya berakhir di PPPK," tandasnya. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad