jpnn.com, MALUKU TENGAH - Bentrokan berdarah di Pulau Haruku, Maluku Tengah, merenggut korban jiwa.
Tiga orang tewas dalam peristiwa yang terjadi pada Rabu (26/1) pagi itu.
BACA JUGA: Buntut Bentrokan di Maluku Tengah, 211 Rumah Warga Rusak
Terkait bentrokan berdarah di Haruku, Sultan Ternate Hidayatullah Sjah menyampaikan pernyataan menyejukkan.
"Saya mengajak saudara-saudara di Haruku tidak terpancing dengan berbagai informasi yang bisa memecah-belah rasa persaudaraan yang telah terjalin selama ini," pesan Sultan Ternate ke-49 itu, Minggu (30/1).
BACA JUGA: Korban Tewas Bentrok Berdarah di Maluku Tengah Bertambah Jadi Tiga Orang
Putra dari Mudaffar Sjah itu meyakini dengan kondisi seperti itu konflik bisa diselesaikan dan masyarakat bisa hidup berdampingan dalam suasana damai.
Dia juga berharap agar TNI maupun Polri bersama-sama pemuka agama dan tokoh masyarakat dapat duduk bersama menyelesaikan konflik Haruku.
BACA JUGA: Polisi Ungkap Pemicu Bentrokan Berdarah di Maluku Tengah yang Menewaskan Dua Orang
Menurutnya, bentrokan yang terjadi di Haruku karena masalah batas tanah bukan persoalan lain.
"Masalah ini dapat diselesaikan dengan mengedepankan semangat persaudaraan," pesannya.
Sebelumnya, pihak Kepolisian Daerah (Polda) Maluku menyebutkan sebanyak 3 orang meninggal dunia akibat konflik di Haruku.
Korban luka juga bertambah menjadi empat orang.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes Mohamad Roem Ohoirat menyebutkan tambahan korban meninggal berasal dari korban terluka.
“Jadi, ada satu korban luka juga telah meninggal dunia,” kata dia.
Menurut Roem, pihaknya telah memastikan situasi dan kondisi dua desa bertetangga yang terlibat bentrok di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah saat ini sudah kondusif.
Seusai bentrokan terjadi, ratusan aparat TNI dan Polri telah disiagakan di wilayah tersebut.
“Kondisi saat ini sudah kondusif, sudah dapat dikendalikan, jadi kami minta warga tidak lagi terprovokasi,” tegas Kombes Roem.
Diketahui bahwa bentrokan ini diduga karena permasalahan sengketa lahan. Kedua kelompok yang bentrok saling klaim lahan yang ada di lokasi. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi