Pernyataan Penasihat Kapolri Dianggap Bisa Kikis Kepercayaan Masyarakat ke Polisi

Rabu, 08 Januari 2025 – 10:38 WIB
Sejumlah anggota keluarga korban penembakan di Rest Area KM 45, Tol Tangerang-Merak pada Jumat sore, melakukan aksi tabur bunga di lokasi tempat kejadian perkara (TKP) di Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, sebagai mengenang korbannya. (Azmi/Antara)

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Rizki Faisal mengkritik penasihat ahli Kapolri Aryanto Sutadi ketika menyikapi kasus ditembaknya pemilik rental mobil di KM 45 Tol Tangerang-Merak B.

Rizki menilai pernyataan Aryanto dalam menyikapi kasus ditembaknya pemilik rental tidak berpihak ke rakyat dan memungkinkan polisi mengabaikan tugas.

BACA JUGA: Oknum TNI AL Pelaku Penembakan Bos Rental Mobil Punya Tugas Khusus di Tentara

“Sebagai penasihat Kapolri, pernyataan yang disampaikan seharusnya mencerminkan tanggung jawab Polri sebagai pelindung dan pengayom masyarakat," kata dia melalui layanan pesan, Rabu (8/1).

Legislator Fraksi Golkar itu menilai pernyataan Aryanto hanya kurang hati-hati menyikapi kasus ditembaknya pemilik rental mobil.

BACA JUGA: Mantan Anggota TNI Dibunuh Secara Sadis, 7 Pelaku Pembunuhan Masih Berkeliaran

Rizki bahkan menilai pernyataan pria dengan pangkat terakhir Irjen itu mengikis kepercayaan publik terhadap Polri, khususnya di tengah upaya institusi memperkuat program Presisi yang berfokus pada responsibilitas, empati, dan keadilan bagi masyarakat.

"Pernyataan seperti ini justru bisa mengikis rasa kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian,” kata dia.

BACA JUGA: Oknum TNI AL Ditangkap terkait Penembakan Bos Rental Mobil

Polisi, kata Rizki, pada prinsipnya harus menunjukkan keberanian dan strategi dalam menghadapi situasi seperti di kasus pemilik rental mobil.

Dia pun mengingatkan bahwa penasihat Kapolri bisa menunjukkan profesionalisme dalam setiap pernyataan publik. Bukan menyampaikan pembenaran dari setiap tindakan keliru kepolisian.

"Bila ada kekhawatiran operasional, sebaiknya dijelaskan dalam bentuk rencana mitigasi risiko, bukan melalui alasan yang dapat dipersepsikan sebagai pembenaran untuk tidak bertindak,” ujarnya.

Rizki ke depan menyarankan agar pernyataan dari pejabat internal Polri lebih berfokus pada langkah solutif memperbaiki instansi.

“Misalnya, menyampaikan bahwa Polri sedang menyusun strategi yang aman. Namun, tetap efektif dalam menangani situasi ini, sehingga kepercayaan publik terhadap Polri tetap terjaga,” katanya.

Sebelumnya, penasihat ahli Kapolri Aryanto Sutadi mengomentari kasus ditembaknya bos rental Ilyas Abdurrahman dengan membawa diksi nekat.

Diketahui, Ilyas sempat meminta bantuan Polsek Cinangk untuk menangkap pencuri yang membawa mobil milik bos rental itu.

Namun, pihak kepolisian tidak menanggapi permintaan bantuan. Ilyas memutuskan menyergap pencuri secara mandiri.

Ilyas kemudian tewas ditembak saat hendak mengambil balik mobilnya yang sudah dibawa oleh pihak lain.

Menurut Aryanto, tindakan yang dilakukan bos rental Ilyas Abdurrahman saat menyergap pencuri mobil sebagai tindakan tak berhati-hati.

Aryanto mengatakan polisi yang menolak membantu sepertinya tak menyangka bos rental pada akhirnya menghadapi pencuri bersenjata.

"Dia (polisi, red) enggak menyangka orang yang minta tolong nekat betul, ya, menghadapi orang bersenjata," kata Aryanto, lalu tertawa.

Oleh karena itu, Aryanto tak menyalahkan anggota polisi Polsek Cinangka yang menolak membantu bos rental dalam mengejar pencuri mobil.

"Makanya saya enggak bisa menyalahkan anggota di lapangan untuk menolak saat itu, tetapi, ini mesti diperiksa Propam apa dia layak menolak bantuan, karena ada SOP, antara SOP dengan critical point itulah kematangan polisi di lapangan dan keahlian dia bertindak. Ini contoh aktivitas polisi yang pelik, kalau salah diguyo-guyo kalau berhasil belum tentu disanjung," katanya. (ast/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebegini Uang Kompensasi yang Dikeluarkan PSSI buat Shin Tae Yong


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler