jpnn.com, SURABAYA - Green Nord 27 yang merupakan salah satu kelompok terbesar pendukung Persebaya Surabaya mengecam ulah Aremania.
Mereka menilai ulah Aremania dalam laga Arema FC melawan Persebaya pada pekan ke-24 Liga 1 2018 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (7/10), sangat tidak pantas.
BACA JUGA: Sikap PSSI Soal Ulah Aremania Dalam Laga Kontra Persebaya
Greenord27 pun mengeluarkan pernyataan melalui laman resminya.
Mereka juga membeberkan kronologis kericuhan di Stadion Kanjuruhan. (jos/jpnn)
BACA JUGA: Hukuman Apa yang Tepat untuk Arema FC dan Aremania?
Berikut ini pernyataan resmi Green Nord 27:
Sejatinya intimidasi yang dilakukan oleh suporter terhadap tim lawan ketika pertandingan adalah hal yang wajar.
BACA JUGA: Aremania Berulah, Sindiran Pentolan Bonek Jleb Banget
Intimidasi yang dimaksudkan adalah untuk menjatuhkan mental bertanding lawan dengan cara-cara kreatif, dan elegant, bukan kampungan.
Sayangnya, justru berbagai aksi intimidasi kampungan itu ditunjukkan oleh kelompok suporter Malang saat laga Arema FC lawan Persebaya Surabaya, Sabtu (06/09/2018).
Celakanya perilaku kampungan itu dilakukan oleh Yuli Sumpil yang notabene dirigen tribun timur Stadion Kanjuruhan bersama sang asisten Vandy Wijaya.
Memasuki lapangan pada saat para pemain Persebaya melakukan official training menjelang laga, berlagak seperti ‘the rich man’, ia melempar sejumlah uang kepada salah satu pemain Persebaya.
Sontak mendapat perlakuan seperti ini, Alfonsius Kelvan tak terima dan melaporkan hal tesebut kepada panpel pertandingan.
Alfon yang notabene penjaga gawang Persebaya Surabaya setidaknya ingin mempertanyakan aksi tersebut kepada panpel pertandingan bagaiamana bisa terjadi dua orang suporter memasuki lapangan dengan santainya dan tanpa ada tindakan pengamanan dari polisi ataupun match security.
Mengetahui aksi resistant dari Afonsius Kelvan, Vandy Wijaya sang asisten Yuli Sumpil langsung naik pitam.
Ia lantas melakukan konfrontasi secara fisik bak seorang preman pasar. Body language Vandy tampak membusungkan dada dan seolah-olah ingin menantang duel.
Sebagai seorang dirigen tribun, Yuli Sumpil seharusnya menjadi orang pertama yang turut berperan aktif dalam mengubah mindset atau membangun kontruksi berfikir yang positif kepada seluruh suporter.
Namun, jika melihat perilaku sang dirigen kemarin, tampaknya harapan untuk mencerdaskan kelompok suporter Malang sepertinya tidak akan pernah terjadi.
Sekali lagi kami bilang: Maaf, Bung, kita beda kelas.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aremania Berulah, CEO Arema Minta PSSI Beri Hukuman Setimpal
Redaktur : Tim Redaksi