jpnn.com, SEMARANG - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah meminta pihak kepolisian segera mengusut tuntas teror bakar mobil dan sepeda mkotor yang menimbulkan keresahan masyararakat Jawa Tengah. Pasalnya fenomena ini dirasa dapat merusak atau mengganggu kelancaran pesta demokrasi yang akan berlangsung beberapa bulan lagi.
“Dimungkinkan, ini bagian dari upaya provokasi yang menimbulkan chaos atau ketakutan pada masyarakat dalam situasi dan kondisi politik saat ini, sehingga mengganggu keberlangsungan pesta demokrasi,” ungkap Ketua GP Ansor Jawa Tengah Sholahuddin Aly kepada Jawa Pos Radar Semarang.
BACA JUGA: Pelaku Teror Bakar Mobil dan Motor Selipkan Botol Bensin di Balik Jaket
Karena itu, pihak kepolisian harus bekerja ekstra dalam menangani kasus itu. ”Polisi harus tegas dalam melakukan upaya penyelesaian kasus ini, baik mulai dari pengusutan, pengungkapkan dan segera menentukan langkah-langkah antisipasinya,” terangnya.
Pria yang akrab disapa Gus Sholah itu juga mengatakan kejadian ini bukan saja dianggap sebagai teror semata namun ada unsur anarkis.
BACA JUGA: Kasus Teror Bakar Mobil dan Motor: Sayembara Berhadiah Rp 115 Juta?
“Itu bisa saja dikatakan teror, karena sporadic, tapi ini perlu didalami lagi. Teror itu kan manakala dilakukan kelompok yang memiliki tujuan tertentu. Tapi bisa saja hanya sekedar mengacau, membuat resah. Namun apapun itu polisi harus segera bertindak,” jelasnya.
BACA JUGA: Kriminolog: Pelaku Teror Bakar Mobil dan Motor Bukan orang Profesional, tapiâ¦
Dia mengaku memberikan imbauan kepada anggotanya khususnya Barisan Serba Guna (Banser) untuk ikut serta dalam menjaga keamanan di daerahnya masing-masing.
Namun, pihak kepolisian sebagai penanggung jawab keamanan masyarakat d harus aktif dan memiliki peran besar dalam mengantisipasi terjadinya kejadian yang serupa guna menjaga kestabilan keamanan.
BACA JUGA: Kasus Teror Bakar Mobil dan Motor: Sayembara Berhadiah Rp 115 Juta?
“Saya kira kebijakan penanggung jawab keamanan ini harus ada, bahwa nanti Banser, Ansor dari bagian masyarakat ikut mempelopori keamanan itu hal lain. Tapi penegak hukum dan keamanan harus bertanggung jawab dalam situasi itu, itu yang paling penting,” tandasnya.
Kriminolog Universitas Diponegoro Semarang, Budi Wisaksono mengatakan pihak kepolisian tentu mengalami kesulitan dalam menangkap pelaku pembakaran karena tidak banyak ditemukan jejak yang ditinggalkan oleh para pelaku.
BACA JUGA: Pelaku Teror Bakar Mobil dan Motor Selipkan Botol Bensin di Balik Jaket
“Polri jelas mengalami kesulitan karena tidak ada saksi dan barang bukti serta bekas sidik jari karena semunya telah terbakar,” terangnya. (mha)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Bakar Mobil dan Motor: Misteri Pria Berjaket Putih, Helm Putih, Kain Putih
Redaktur & Reporter : Soetomo