Pernyataan Suharso Soal Amplop Kiai Bakal Berimbas ke PPP

Jumat, 26 Agustus 2022 – 20:13 WIB
Ilustrasi - Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa yang menyebut amplop kiai sebagai bentuk money politic, bakal berimbas ke partai yang dipimpinnya.

Menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan Kiai Ahmad Fahrur Rozi, pernyataan Suharso membuat kepercayaan pesantren ke PPP makin menurun.

BACA JUGA: Politikus PPP Datangi Kantor DPP, Menuntut Suharso Mundur

“PPP itu akhirnya dianggap partai yang minimal ketumnya orang yang tidak paham tentang bagaimana cara menghormati dan menghargai pesantren."

"Pernyataan itu diomongkan di depan KPK, sama sekali enggak ada benarnya, enggak layak, enggak pantas,” ujar Gus Fahrur dalam keterangannya, Jumat (26/8).

BACA JUGA: Wahai Suharso, Habib Ini Merasa Kiai Sudah Direndahkan, Jangan Sampai Jutaan Santri ke Jakarta

Untuk itu Gus Fahrur meminta PPP secara keseluruhan introspeksi diri.

“Ilustrasi tersebut sangat tidak layak untuk seorang ketum partai politik khususnya yang berbasis Islam."

BACA JUGA: Ujang Komarudin Sebut Permintaan Maaf Suharso Patut Diapresiasi

"Itu berarti dia tidak memahami tradisi yang berkembang di masyarakat, bagaimana masyarakat dan kiai itu ada simbiosis saling menghargai, saling memuliakan, itu tidak ada maksud sama sekali untuk sogok,” ucapnya.

Gus Fahrur menegaskan menyamakan memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidak bisa dibenarkan.

Sebab, kiai melayani dan menjadi rujukan masyarakat, maka tentu saja masyarakat sangat menghormati para kiai yang telah menghabiskan waktunya melayani masyarakat.

Karena itu, memberikan sesuatu kepada kiai sifatnya penghargaan, bukan money politic.

“Itu (memberikan sesuatu) menjadi tradisi ya, menghormati guru."

"Seperti bertamu bawa oleh-oleh, jadi tidak bisa disebut money politic, karena mereka (para kiai) kan bukan penentu kebijakan."

"Justru para politikus yang datang itu yang mestinya mengerti, memahami, merepotkan orang kemudian tidak melakukan apa-apa, tidak membantu apa-apa. Seperti bertamu tidak membawa oleh-oleh, seperti itu saja sebetulnya,” kata Gus Fahrur.

Suharso sebelumnya berbicara pada acara Politik Cerdas Berintegritas (PCB) di Gedung ACLC KPK, Senin (15/8/2022).

Dia bercerita pengalamannya saat menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP, berkunjung ke pesantren tertentu.

Dia menyinggung soal amplop bagi kiai.

Suharso telah meminta maaf atas polemik yang muncul akibat dari pidatonya tersebut. (gir/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler