jpnn.com - JAKARTA - Juru bicara Timnas AMIN, Sukamta menilai keprihatinan cawapres 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal negara yang lebih memilih berutang untuk membeli alat perang ketimbang alat pertanian, adalah hal yang wajar.
“Cak Imin sedang mengingatkan bahwa seorang pemimpin (kepala negara) harus memiliki prioritas dalam pembangunan, karena keterbatasan anggaran dengan banyaknya kebutuhan. Nah, prioritas yang dibuat jangan sampai mengorbankan rakyat, karena kesejahteraan rakyat merupakan prioritas yang tidak bisa ditawar-tawar," kata Sukamta, Minggu (7/1).
BACA JUGA: Anies: Saya Enggak Pernah Ditegur, Mendadak Tidak Dapat Izin
Anggota Komisi I DPR RI ini menyatakan, paradigma si vis pacem, para bellum (kalau ingin damai, harus siap perang) harus ditempatkan secara bijak sesuai dengan tempatnya.
Anggaran belanja alat utama sistem senjata atau alutsista jangan sampai melampaui yang semestinya, mengingat rakyat juga butuh kesejahteraan.
BACA JUGA: Anies Sebut Anak Muda Harus Membawa Kebaruan dan Berprores, Tidak Instan
Sukamta memandang, ketahanan tidak melulu soal militer, tidak melulu soal alutsista. Model perang sekarang sudah terus berkembang, tidak hanya perang militer, ada juga perang nonmliter, dan perang hibrida.
Spektrum ancaman juga tidak hanya ancaman militer, tetapi juga ada ancaman nonmiliter dan hibrida.
BACA JUGA: Bela Cak Imin Persoalkan Gus Miftah Bagi Duit, Luqman PKB Anggap Nusron Wahid Asbun
"Di dalam UU RI No. 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN) diatur soal 3 bentuk ancaman ini," ujarnya.
"Sehingga ketidaksejahteraan rakyat juga merupakan ancaman terhadap ketahanan nasional. Kalau rakyat miskin, secara tidak langsung negara akan rentan dan rapuh, meskipun alutsista kuat," kata Sukamta.
"Jadi, mempriotitaskan aspek pertahanan di atas kesejahteraan itu tidak bijak. Karena pertahanan yang paling utama adalah pada kualitas sumber daya manusianya, bukan pada aspek kekuatan fisik militer dengan teknologi alutsista yang canggih," imbuhnya.
Calon anggota DPR RI Partai Keadilan Sejahtera dari Dapil DIY ini juga menegaskan bahwa belanja alutsista itu tetap penting, tetapi tetap menggunakan prioritas sesuai dengan skala kebutuhan dan keterbatasan anggaran yang ada.
“Oleh karena itu, setelah skema pengadaan alutsista MEF (Minimjum Essential Forces) tahap III berakhir pada 2024 ini, Timnas AMIN akan membuat program NEF (New Essential Forces), yaitu pengadaan alutsista lebih berbasis pada fungsi dan adaptasi teknologi," tuturnya.
"Pengadaan alutsista ke depan tidak melulu yang besar-besar, tetapi perlu melihat efektivitas, kecanggihan dan efisiensi alutsista itu sendiri,” imbuh Sukamta. (*/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan