Perpusnas Dukung Pemda Meningkatkan Indeks Literasi Masyarakat

Kamis, 10 Februari 2022 – 21:33 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menerima kunjungan bapak dan bunda literasi kabupaten/kota se-Sumsel dan Pemerintah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Foto Humas Perpusnas RI

jpnn.com, JAKARTA - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersinergi dengan pemda untuk meningkatkan indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) dan tingkat kegemaran membaca masyarakat.

Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel Fitriana menyatakan, IPLM dan tingkat kegemaran membaca di provinsinya meningkat pada 2021 jika dibandingkan dengan 2020.

BACA JUGA: Gemilang Perpusnas 2021, Syarif Bando: Peran Pemda Makin Kuat

Dia menjelaskan, hal ini merupakan hasil kerja pemda yang didukung Perpusnas.

"Dari 2020 sebesar 13,63 persen, pada 2021 mengalami peningkatan menjadi 14,57 persen. Tingkat kegemaran membaca mengalami peningkatan dari 52,38 persen menjadi 55,84 persen," ucapnya dalam audiensi di Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Kamis (10/2).

BACA JUGA: Bangkitkan Ekonomi Mikro, Teten Masduki Gandeng Perpusnas

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menerima kunjungan bapak dan bunda literasi kabupaten atau kota se-Sumsel dan Pemerintah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Fitriana berharap Perpusnas bisa memberikan dukungan berupa bantuan peningkatan kualitas perpustakaan.

BACA JUGA: Nama Indonesia Menggema di Konferensi Kepala Perpusnas Dunia

Sementara itu, Bupati Paser Fahmi Fadli mengatakan, setelah berkunjung ke Perpusnas, dirinya mendapatkan banyak wawasan baru. Dia mengakui kabupatennya tertinggal dalam pengembangan literasi.

"Kami berharap Perpusnas bisa membantu kami dalam mengejar ketertinggalan kami dalam pengembangan literasi di Kabupaten Paser,” urainya.

Dalam sambutannya, Syarif Bando menjelaskan, Perpusnas mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Dia menggambarkan, saat ini, masyarakat memasuki era teknologi dengan perubahan yang sangat cepat. 

Karena itu, perpustakaan juga harus melakukan perubahan paradigma yang fungsinya 10 persen untuk manajemen koleksi, 20 persen manajemen pengetahuan, dan 70 persen transfer pengetahuan.

"Kalau ini tidak dilakukan, sudah lama orang meninggalkan perpustakaan," ujarnya.

Perpustakaan, kata Syarif, tidak lagi tentang buku-buku di rak. Orang yang tidak bisa mendapatkan uang didampingi agar memiliki uang dengan buku-buku ilmu terapan.

Selanjutnya, Syarif Bando menyampaikan pentingnya membaca dan pembangunan literasi dalam konstelasi kepentingan global.

Literasi saat ini tidak hanya ditafsirkan sebagai kemampuan dasar membaca dan menulis.

Menurut dia, kemampuan literasi masyarakat adalah kepemilikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diimplementasikan untuk menciptakan barang/jasa yang digunakan dalam kompetisi global.

Menanggapi harapan dan permintaan dari Provinsi Sumsel dan Kabupaten Paser, Syarif Bando menyampaikan komitmen untuk memberikan bantuan mobil perpustakaan keliling, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, dan pojok baca digital untuk kedua daerah.

Dalam kegiatan tersebut, dilakukan penyerahan sertifikat akreditasi kepada perpustakaan umum Kabupaten Paser. (esy/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Mesya Mohamad, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler