Perpustakaan Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia, Tetapi Sayang..

Senin, 22 Maret 2021 – 19:26 WIB
Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro. Foto tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia menjadi negara kedua dengan jumlah perpustakaan terbanyak di dunia setelah India.

Sayang, tidak semua kepala daerah menganggap keberadaan perpustakaan penting.

BACA JUGA: Mensos Risma Mendorong Upaya Mencerdaskan Bangsa Melalui Penguatan Peran Perpustakaan

“Indonesia memiliki 164 ribu perpustakaan, di bawah India yang mempunyai 323.605 perpustakaan,” kata Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro, dalam Rakornas bidang perpustakaan 2021, Senin (22/3).

Dalam catatan Kemendagri pada 2019, sebanyak 33 kabupaten/kota sudah membentuk kelembagaan perpustakaan setingkat dinas.

BACA JUGA: Gelar Rakornas 2021, Perpusnas Tekankan Pentingnya Literasi

Kemudian, 23 kabupaten/kota belum memiliki perpustakaan dan 458 kabupaten/kota menggabungkan perpustakaan dengan lembaga lainnya.

"Peran kepala daerah diperlukan untuk membangun kesadaran pentingnya perpustakaan," ujarnya.

BACA JUGA: Perpusnas Dukung Kebutuhan Bahan Pustaka Digital di STIK

Pemerintah melalui Kemendagri mendorong agar budaya literasi tidak bisa ditawar di setiap daerah.

Hal ini untuk menjawab tantangan peningkatan sumber daya manusia.

"Dukungan penuh dari APBD dan peningkatan kualitas SDM sangat mutlak diperlukan," tegasnya.

Perpustakaan daerah juga didorong membangun kerja sama dengan berbagai lembaga dengan mengusung program inovatif.

Ini untuk mengatasi permasalahan seperti minimnya anggaran dan kurangnya SDM, meningkatnya kebutuhan informasi pemustaka, serta perbaikan standarisasi penyediaan dan pengelolaan data yang terintegrasi pusat maupun daerah.

"Pemda perlu mendorong konsep perpustakaan yang lebih inklusif, sebagaimana perpustakaan modern dan terintegrasi baik offline maupun online agar mudah diakses masyarakat," imbuhnya.

Kemendagri juga menilai sudah saatnya kelembagaan perpustakaan berdiri sendiri. Pasalnya, ketika kelembagaan masih digabung dari sisi penganggaran literasi juga terbagi.

Dia memaparkan, kendala yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan sarana dan prasarana perpustakaan, juga ketersediaan koleksi buku yang memadai dan sesuai kebutuhan masyarakat.

Di sisi lain juga ada keterbatasan SDM pengelola perpustakaan, keterbatasan pemahaman tentang penyelenggaraan urusan perpustakaan serta keterbatasan dukungan anggaran. (esy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler