Seorang warga di Purbalingga, Jawa Tengah, memiliki solusi untuk mengajak anak-anak tidak ketergantungan 'gadget' sambil memupuk kesadaran soal kebersihan lingkungan.

Hampir setiap harinya, kecuali di akhir pekan, Raden Roro Hendarti mengendarai sepeda motor yang sudah dimodifikasinya menjadi perpustakaan keliling.

BACA JUGA: Harga Makanan di Restoran dan Kafe Australia Melonjak, Apa Pemicunya?

Ia mendatangi anak-anak di Desa Muntang supaya mereka bisa meminjam buku, dengan syarat menukarkan buku yang ingin dibaca dengan sampah, seperti gelas plastik, kantung plastik, dan sampah lainnya.

Perempuan berusia 48 tahun ini mengatakan ingin membantu menanamkan kebiasaan membaca di kalangan anak-anak, sekaligus meningkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan.

BACA JUGA: Puluhan Negara Berkomitmen Hapuskan Mobil Berbahan Bakar Minyak, Australia Masih Ketinggalan

"Mari bersama-sama kita menanamkan budaya baca sejak usia dini untuk menghindari bahaya dari dunia digital," ujar Hendarti, yang juga pendiri perpustakaan Limbah Pustaka.

"Kemudian kita harus bertanggung jawab kepada sampah yang kita kelola, untuk mengurangi pemanasan global dan menyelamatkan bumi dari sampah," tambahnya.

BACA JUGA: Tiga Kapal Indonesia Dibakar dan Hasil Tangkapan Lautnya Disita karena Aktivitas Ilegal di Perairan Australia

Roro memiliki 6.000 buku untuk dipinjamkan kepada anak-anak.

Ia menyusun buku-buku di belakang sepeda motornya, kemudian ia membawanya ke beberapa lokasi.

Begitu ia datang, anak-anak langsung mengerubungi Roro, sambil berteriak-teriak meminta buku.

Mereka membawa kantong berisi sampah-sampah yang diberikan kepada Roro.

Roro mengaku bisa mengumpulkan sekitar 100 kilogram sampah setiap pekan.

Sampah-sampah tersebut kemudian dipilah oleh rekan-rekan Roro dan dikirim untuk didaur ulang atau dijual.

Kevin Alamsyah adalah salah satu pembaca setia perpustakaan keliling Roro.  Anak berusia 11 tahun ini juga rajin mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di lingkungan tempat tinggalnya.

"Kalau sampah terlalu banyak, lingkungan kita akan kotor dan tidak sehat. Makanya saya cari sampah untuk pinjam buku," ujarnya.

Jiah Palupi, kepala perpustakaan umum utama di desa itu, mengatakan apa yang dilakukan Roro telah membantu upaya mereka untuk memerangi kecanduan 'game online' di kalangan anak-anak.

Di saat yang bersamaan, mereka juga ingin meningkatkan kemampuan literasi.

Saat ini tingkat literasi anak-anak berusia 15 tahun ke atas di Indonesia sekitar 95 persen.

Tapi laporan Bank Dunia pada bulan September lalu menunjukkan, pandemi COVID-19 membuat lebih dari 80 persen anak-anak berada di bawah tingkat minimal kemampuan membaca yang diidentifikasi oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

REUTERS

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sydney Memberikan Kebebasan Lebih Bagi yang Sudah Mendapat Dua Dosis Vaksin

Berita Terkait