SUBANG-Perniagaan baik berupa barang maupaun jasa di wilayah Pantura berpotensi cukup tinggi. Sehingga perputaran uang di kawasan ini lebih besar dibandingkan pusat pemerintahan Kabupaten Subang.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Subang, Sutaryo mengatakan, tingginya perputaran itu, karena wilayah Pantura merupakan jalur trans nasional.
"Indikator perputaran uang di kawasan Pantura lebih besar dibandingkan dengan kota Subang. Karena Pantura menjadi jalur trans nasional," kata Sutaryo, Minggu (7/5).
Dikatakan, hal tersebut terjadi akibat dari perputaran perdagangan baik barang dan jasa di kawasan Pantura lebih tinggi. Sedangkan untuk kota Subang lebih menitik beratkan kepada sektor pendidikan dan pusat pemerintahan. "Potensi tersebut akibat dari jumlah penduduk yang lebih padat sehingga untuk perdagangan sektor jasa itu dua kali lipat dari kota Subang,” ujarnya.
Kepala Bappeda Subang, Komir Bastaman mengatakan, berdasarkan penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada tahun 2011, kawasan Pantura menjadi pusat perputaran uang paling tinggi di Kabupaten Subang. Karena selain sektor perdagangan juga disumbang dari sektor pertanian yang cukup luas dan menjadi salah satu lumbung padi nasional.
"Jika digabungkan baik dari sektor perdagangan, jasa dan pertanian, perputaran uang di Pantura ini bisa mencapai Rp20 miliar per hari," jelas Komir.
Menurut Komir, sumbangan sektor pertanian yang berkontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Subang, dipengaruhi oleh kualitas pengairan. Di tahun 2011, hasil panen di sejumlah kecamatan di Pantura mencapai 178.541 hektar, menghasilkan 1.180.594 ton gabah.
"Sekitar 20 dari 30 kecamatan yang ada di Subang memiliki sistem pengairan yang baik dan kecamatan tersebut kebanyakan berada di Pantura. Sehingga menghasilkan gabah yang maksimal," ungkapnya.(ded/lsm)
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Subang, Sutaryo mengatakan, tingginya perputaran itu, karena wilayah Pantura merupakan jalur trans nasional.
"Indikator perputaran uang di kawasan Pantura lebih besar dibandingkan dengan kota Subang. Karena Pantura menjadi jalur trans nasional," kata Sutaryo, Minggu (7/5).
Dikatakan, hal tersebut terjadi akibat dari perputaran perdagangan baik barang dan jasa di kawasan Pantura lebih tinggi. Sedangkan untuk kota Subang lebih menitik beratkan kepada sektor pendidikan dan pusat pemerintahan. "Potensi tersebut akibat dari jumlah penduduk yang lebih padat sehingga untuk perdagangan sektor jasa itu dua kali lipat dari kota Subang,” ujarnya.
Kepala Bappeda Subang, Komir Bastaman mengatakan, berdasarkan penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada tahun 2011, kawasan Pantura menjadi pusat perputaran uang paling tinggi di Kabupaten Subang. Karena selain sektor perdagangan juga disumbang dari sektor pertanian yang cukup luas dan menjadi salah satu lumbung padi nasional.
"Jika digabungkan baik dari sektor perdagangan, jasa dan pertanian, perputaran uang di Pantura ini bisa mencapai Rp20 miliar per hari," jelas Komir.
Menurut Komir, sumbangan sektor pertanian yang berkontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Subang, dipengaruhi oleh kualitas pengairan. Di tahun 2011, hasil panen di sejumlah kecamatan di Pantura mencapai 178.541 hektar, menghasilkan 1.180.594 ton gabah.
"Sekitar 20 dari 30 kecamatan yang ada di Subang memiliki sistem pengairan yang baik dan kecamatan tersebut kebanyakan berada di Pantura. Sehingga menghasilkan gabah yang maksimal," ungkapnya.(ded/lsm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulog Bisa Turunkan Harga Daging Sapi
Redaktur : Tim Redaksi