Persaingan Kandidat Ketum Golkar Kian Ketat

Selasa, 08 September 2009 – 19:07 WIB
JAKARTA - Penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar semakin dekatDua kandidat kuat, masing-masing Surya Paloh dan Aburizal Bakrie, semakin ketat bersaing untuk memperebutkan dukungan guna meraih posisi Ketua Umum Partai Golkar dalam Munas VIII di Kota Pekanbaru, 4-7 Oktober mendatang

BACA JUGA: Hidayat Siap Saingi Kiemas

Surya Paloh misalnya, selain mengklaim telah mendapat dukungan dari 11 DPD I Golkar, juga mengaku telah mengantongi dukungan dari 83 DPD II se-Sumatera melalui hasil pertemuan DPD II Sumatera di Medan minggu lalu.

Salah satu pendukung Paloh, yang juga Ketua Ketua DPD II Golkar Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, Saidal Masfiyuddin, menegaskan bahwa keterpurukan Golkar disebabkan lemahnya kaderisasi, konsolidasi dan sistem organisasi yang berjalan tidak baik
Untuk itu katanya, Golkar memerlukan figur ketua umum yang mampu meningkatkan militansi kader, independen dalam menjalankan tugas kepartaian, serta tidak memiliki banyak permasalahan di Indonesia.

"Golkar membutuhkan pemimpin yang berkarakter tegas, berani, mencintai partai, serta usianya di bawah 60 tahun

BACA JUGA: KPU Janji Tak Habiskan Rp11 M

Kriteria tersebut cocok dengan figur Pak Surya Paloh," tegas Saidal, di Jakarta, Selasa (8/9).

Sementara itu, Ketua DPD II Kabupaten Aceh Tenggara, HM Salim Fachri, mengatakan bahwa Golkar ke depan harus dipimpin oleh figur yang mampu membawa partai menjalankan fungsi dan perannya sebagai kekuatan yang mandiri, serta mengedepankan kekuatan penyeimbang untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis
"Karena itu, Munas kali ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya

BACA JUGA: Harus Kantongi 30 Persen Pemilih

Bila salah pilih, Golkar bisa jatuh dan semakin terpuruk," katanya pula.

Salim menegaskan, dalam hal ini, figur Paloh dipandang tepat untuk memimpin Golkar, karena kemampuan komunikasinya dengan semua pihak telah teruji dan diyakini bisa mengangkat Golkar dari keterpurukan sekaligus mengembalikan masa kejayaan partai.

Sementara di tempat terpisah, calon ketua umum lainnya, Yuddy Chrisnandi, mengaku tak gentar terhadap berbagai manuver pesaingnya, seperti Paloh dan Ical, dalam mengumpulkan dukungan menjelang pelaksanaan munasBahkan, Ketua Departemen OKK DPP Golkar ini menegaskan tidak akan mundur dari pencalonan, meskipun hanya didukung oleh satu DPD I atau II"Gagasan dan cita-cita saya tidak bisa diwakilkan kepada orang lainJadi, apapun yang terjadi, tidak akan menyurutkan langkah saya," tandasnya.

Sedangkan kandidat lainnya, Ferry Mursyidan Baldan, meminta agar Steering Committee (SC) Munas VIII tidak membuat materi Munas terkait dengan syarat pencalonan yang menimbulkan kesan aneh, apalagi jika dikesankan untuk mengganjal atau menghalangi calon tertentu"Hal itu akan memperburuk citra Golkar dan berpotensi menjadi faktor yang memecah partai," ucapnya.

Menurutnya, ketentuan yang ada atau mengacu pada AD/ART masih bisa digunakan, dengan beberapa penyempurnaanPrinsipnya, lanjut Ferry, sebagai partai yang sudah relatif matang, seharusnya tidak lagi ada 'keanehan' apalagi menjelang hajat nasional seperti Munas"Harus dibangun kesan dan citra bahwa Golkar adalah partai yang memiliki sistem nilai yang kuat, sehingga tidak mengatur suatu ketentuan atas dasar situasional belaka," tegasnya(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bombana Dukung Paket Ical-Agung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler