Persebaya dan Arema Minta Perlindungan FIFA

Kamis, 11 April 2013 – 08:08 WIB
SURABAYA - Klub-klub Indonesian Premier League (IPL) yang tidak masuk skema penyatuan liga versi PSSI terus berjuang menuntut keadilan. Mereka berharap PSSI tidak main hakim sendiri dengan membuang hak klub mengikuti kompetisi mendatang.

"Ini adalah masalah banyak orang yang menyangkut dengan hak-hak warga Surabaya. Jadi, kalau ada upaya penjegalan seperti ini, kami akan melakukan upaya hukum serta meminta perlindungan dari pemerintah dan FIFA," kata Saleh Ismail Mukadar, Komisaris PT Persebaya Indonesia, kemarin (10/4).      

Persebaya adalah salah satu klub yang dicoret PSSI dalam skema penyatuan liga musim depan. Selain Persebaya, empat klub lain yang berlaga di IPL bernasib sama. Yakni, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Persija Jakarta, dan Arema Malang.

Saleh optimistis langkah yang mereka tempuh mendapat hasil positif dari pemerintah dan FIFA. Pertimbangannya, Persebaya didukung penuh oleh klub anggota Pengkot PSSI Surabaya.

"Fakta hukum dan fakta sejarah telah menuliskan bahwa Persebaya itu adalah klub perserikatan yang dibentuk oleh klub-klub internal. Bila kemudian hari ada Persebaya tandingan yang dibentuk tanpa ada dukungan dari klub anggota, maka yang berhak memutuskan mana Persebaya yang sah atau tidak itu adalah kewenangan penuh dari lembaga hukum," katanya.

Langkah Persebaya diikuti Arema. Erpin Yuliono, kuasa hukum PT Arema Indonesia, mengatakan bahwa jika di musim depan tidak ada nama Arema IPL, maka pihaknya akan mengambil langkah hukum.

Pertimbangannya, tim yang diakui resmi oleh FIFA saat ini adalah Arema Indonesia yang bermain di IPL.

"Legalitas di FIFA maupun AFC ada di kelompok kami. Kalau kami dihapus dan tidak dimasukkan dalam kompetisi musim depan, jelas akan kami tempuh jalur hukum," tegasnya.

Erpin mengungkapkan, Arema IPL sudah pernah beradu legalitas dengan Arema Cronous (kini berlaga di ISL) di Kementerian Hukum dan HAM pada 2011. Hasil dari gugatan tersebut, Arema Indonesia yang dianggap sah. Arema IPL saat ini masih menggunakan logo yang sama. Sementara Arema Cronous telah melakukan perubahan logo sejak musim lalu.

"Dulu kami sudah menang sama Arema sebelah pada bulan November 2011. Karena itu klub kami yang main di ajang AFC Cup musim 2012. Dari situ saja sudah jelas kan siapa yang sah?," tegasnya. "Tahun 2011 kami diakui, sekarang berputar 180 derajat," sambung Erpin."

Selain itu, Persema Malang tidak mau putus asa dengan adanya surat keputusan PSSI yang melarang mereka untuk mengikuti kompetisi unifikasi musim depan. Pihak Persema menganggap masih ada celah agar sanksi degradasi ke divisi tiga bisa diputihkan.Celah yang dimaksudkan Persema adalah kongres tahunan PSSI di Surabaya Juni mendatang.

Manajemen Persema akan berjuang di kongres tahunan agar sanksi akibat membelot dari ISL ke IPL 2011 lalu itu diputihkan.

"Kami rasa tidak fair (kalau tetap degradasi akibat sanksi) karena penyatuan kompetisi ini ibaratnya islah.Harusnya apa yang terjadi di masa lalu dilupakan," ujar Patrick Theo Tarigan, manajer Persema.

Sanksi Persema dan Persibo sebenarnya sudah pernah dicabut oleh komite eksekutif yang dipimpin Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein.Namun, keputusan tersebut dianggap tidak prosedural lantaran dicabut oleh komite eksekutif.Mestinya, sanksi Persema dan Persibo dicabut di kongres karena kongres juga yang menjatuhkan sanksi pada 2011.

Meski menyatakan jalan terus dan akan berjuang di kongres tahunan PSSI, Patrick tidak tahu secara pasti bagaimana nasib Persema ke depan. Yang pasti, saat ini manajemen memutuskan tetap melanjutkan sisa kompetisi IPL.

"Tidak tertutup kemungkinan kedepan ada perubahan kebijakan. Tapi yang jelas, sekarang ini Persema masih terus lanjut," tandas dia.

Dalam perkembangan yang sama, CEO Konsorsium Lokal Persibo Bojonegoro, Lukman Wafi menyayangkan keputusan PSSI terkait nasib mereka di kompetisi musim depan. Itu tidak lain karena Persibo adalah tim yang memiliki sejarah panjang di belantika sepak bola Indonesia.

Apalagi saat ini, Persibo menjadi salah satu perwakilan klub Indonesia yang berlaga di AFC Cup. Tentu secara yuridis Persibo diakui oleh AFC dan FIFA. "Kalau kita tidak diakui, mengapa kita boleh berlaga di kompetisi asia," ungkapnya.

Tampaknya, hal tersebut yang menjadi salah satu senjata manajeman Persibo untuk tetap berlaga di AFC Cup. Meski dengan kondisi krisis keuangan dan tim compang-camping, manajemen Persibo tidak akan mundur pada kompetisi AFC Cup. 

"Kita tidak mungkin mundur dari AFC Cup. Kita tidak ingin mendapatakan sanksi yang lebih berat lagi," ujarnya.     

Dia menilai keputusan PSSI sangat memaksa dan terlalu emosional. "Tidak semudah itu menjatuhkan sanksi, sampai saat ini manajemen masih optimis bisa berlaga dikancah tertinggi sepakbola Indonesia," kata Lukman.

"Persibo masih memiliki konsorsium dan saya yakin mereka tidak tinggal diam. Apalagi persibo sudah diputihkan saat kongres di Palangkaraya," harapnya.     

Menurut Wafi, pihaknya akan melakukan opsi yang terbaik, agar bisa menyelamatkan Persibo dan berlaga pada kompetisi tertinggi Indonesia.

"Saat ini kita terus melakukan pembicaraan terhadap internal Persibo maupun PSSI. Intinya kita akan mengambil opsi yang terbaik agar bisa menyelamatkan Persibo," ujarnya. (dik/gus/haf/ca)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diimbangi PSG 1-1, Barca Tetap Lolos ke Semifinal

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler