Persebaya vs PSMS: Saat Itu Teramat Sedih, Suporter Menangis

Selasa, 28 November 2017 – 07:23 WIB
Suporter PSMS Medan. Ilustrasi Foto: Wahyudin/Jawa Pos

jpnn.com, BANDUNG - PSMS Medan akan bertarung melawan Persebaya Surabaya dalam laga perebutan gelar juara Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Selasa (28/11) malam. (Siaran Langsung TvOne pukul 19.00 Wib).

Memang, target PSMS lolos ke Liga 1 musim depan sudah tercapai. Namun sudah kepalang tanggung. Inilah kesempatan PSMS meraih gelar juara Liga 2.

BACA JUGA: PSIS vs Martapura FC, Laga Hidup Mati

Lebih dari itu, juga ada gengsi yang dipertaruhkan. Duel klasik sudah lama tak tersaji. Terakhir kali di kompetisi resmi terjadi tahun 2009.

Bahkan, pertemuan kala itu cukup menyakitkan bagi PSMS. Persebaya memastikan tiket promosi ke ISL dengan memaksa PSMS turun kasta saat playoff.

BACA JUGA: Persebaya vs PSMS, Laga Adu Gengsi, Membalas Sakit Hati

Kala itu PSMS bermain imbang 1-1 dengan Persebaya di waktu normal. Unggul lewat penalti Leonardo Martins Zada, Persebaya menyamakan skor menit ke-86 lewat penalti Jairon Feliciano. Pemenang harus ditentukan lewat adu penalti.

Hasilnya saat adu penalti, gagalnya tendangan penalti Okto Maniani memastikan PSMS turun kasta.

BACA JUGA: Final Liga 2 Sama Serunya dengan Persaingan Juara di Liga 1

"Waktu itu tak terbayang betapa sedihnya kami. Terutama yang anak Medan. Suporter juga menangis. Alhamdulillah sekarang PSMS sudah promosi kembali. Saya turut senang," kata eks bek PSMS, Aun Carbiny yang turut bermain kala itu.

Persebaya memang kerap menyakiti PSMS lewat proses adu penalti. Jauh sebelum itu tepatnya di Liga Indonesia 1999, PSMS lebih dulu disakiti Bajul Ijo. Kala itu PSMS kandas di semifinal.

Persebaya yang unggul lebih dulu pada menit 70 melalui kaki Aji Santoso harus disamakan oleh Joan Michel Boboaken di menit 83.

Pertandingan yang sangat sengit memaksa pertandingan harus diakhiri melalui drama adu penalti yang dimenangkan Persebaya dengan skor 4-2 dan membawa Persebaya melaju ke final menghadapi PSIS Semarang.

Selain itu Bandung biasanya menjadi tempat yang kurang bersahabat bagi PSMS di masa lalu. Play off 2009 itu digelar di Siwilangi, Bandung.

Begitu juga kala PSMS harus menangis di final Liga Indonesia 2007 di Stadion si Jalak Harupat Bandung. Namun tahun ini ada harapan PSMS memperbaiki rekor di Bandung. Pada semifinal lalu di GBLA, PSMS berhasil menang atas PSIS yang memastikan tiket promosi.

 

Mungkin karena saat ini PSMS punya pelatih dan pemain tuan rumah. Ada Djajang Nurjaman di sektor pelatih, juga ada Suhandi, Roni Fatahillah, dan Choiril Hidayat yang asli Jawa Barat.

Djajang Nurjaman pun membidik sejarah baru. Dia ingin menjadi orang pertama yang membawa tim berbeda juara di kasta berbeda.

"Sebenarnya finalnya itu saat lawan PSIS di semifinal. Tapi setelah lolos, kami ingin para pemain lebih main lepas tapi tetap sesuai instruksi saya. Tapi kami tetap akan all out," ujarnya saat temu pers di Hotel Courtyard, Bandung, Senin (27/11).

Menurutnya para pemain tentu punya misi berbeda untuk menang. "Target awal sudah tercapai masuk ke Liga 1. tapi apa boleh buat ketika harus bertanding di partai puncak, pemain pasti punya motivasi berbeda. Artinya besok kami akan menunjukkan performa kami maksimal. Dan kami yakin laga ini akan berjalan alot," kata eks pelatih Persib ini.

Sementara kapten tim Legimin Raharjo mengatakan timnya sudah bersyukur lolos ke Liga 1. Namun jika ada kesempatan menjadi juara dirinya bersama para pemain akan berusaha mewujudkannya.

"Targetnya sudah tercapai dengan lolos ke Liga 1. Tapi ini final, dan pasti akan berbeda. Kami dan para pemain punya motivasi tersendiri. Mudah-mudahan PSMS bisa juara," kata Legimin.

Pada laga itu PSMS akan mengerahkan kekuatan terbaiknya, apalagi tak ada pemain yang cedera atau akumulasi.

Trio I Made Wirahadi, Elton Maran dan Frets akan tetap menjadi juru gedor. Mereka didukung Suhandi bersama Legimin dan Alwi Slamet di tengah.

Kuartet lini belakang Roni Fatahillah, Wanda Syahputra, Fredyan Wahyu dan Gusti Sandria harus bekerja keras menghadapi serangan Persebaya yang mengandalkan Irfan Jaya.

Balas dendam itu tentu tidak akan mudah. Persebaya punya sejarah indah jika bermain di Kota Kembang.

Diakui hingga akhirnya tembus Liga 1, perjalanan panjang Persebaya tidak pernah lepas dari Bandung.

’’Lawan memang kuat, produktif. Kami benar-benar sudah mempersiapkan diri di laga final nanti,’’ akunya. (don)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelatih Persebaya Tak Mau Termakan Psywar Djadjang Nurdjaman


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler