jpnn.com, JAKARTA - Rata-rata sekolah di daerah terpencil dan kepulauan sudah melakukan berbagai persiapan untuk pembelajaran tatap muka (PTM). Persiapan sudah dilakukan sejak semester ganjil 2020.
Meski berhasrat besar melakukan PTM tetapi para kepsek tersebut harus menunggu izin dari masing-masing kepala daerah.
BACA JUGA: Uji Coba Berhasil, SD di Pasuruan Siap Melaksanakan PTM Terbatas
Seperti diungkapkan Kepala SD Negeri Kalipang II, Kabupaten Pasuruan, Naslifatmah.
Dia mengatakan uji coba PTM sudah dilakukan April-Mei 2021 untuk kelas IV dan V. Menurut dia, dalam uji coba itu berhasil tanpa ada kasus Covid-19.
BACA JUGA: Sekolah di Gorontalo Siap PTM, Menunggu Instruksi Wali Kota
"Sekolah kami di wilayah pelosok jadi memang sulit bila melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena jaringannya kurang bagus. Ditambah lagi tidak semua siswa memiliki gawai untuk proses belajar mengajar," kata Naslifatmah kepada JPNN.com, Minggu (25/7).
Dia menyebutkan, melihat perkembangan kasus Covid-19 yang belum melandai, terpaksa keinginan orang tua, siswa, dan guru untuk PTM harus diundur.
BACA JUGA: Ini Alasan Kuat Para Kepsek Ingin PTM
Namun, dia memastikan jika sudah ada izin dari Bupati Pasuruan, sekolah akan memberlakukan PTM karena semua sudah siap.
"Seluruh guru kami sudah divaksin dua kali. Sarana prasarana untuk PTM juga sudah siap. Ini tinggal tunggu izin bupati saja," ujar Naslifatmah.
Senada itu Kepala SMP Negeri 3 Poigar, Sem Wokas mengungkapkan, seluruh gurunya telah divaksin dua kali sebagai syarat PTM. Selain itu sekolah yang dipimpinnya berada di zona hijau.
Namun, Sem mengaku tetap mengikuti instruksi kepala daerah untuk melakukan PJJ. Di SMP Negeri 3 Poigar, dilakukan PTM tetapi sistem berkelompok yang mana masing-masing kelompok terdiri dari 3 sampai 5 orang yang rumahnya berdekatan.
"Ini saking besarnya keinginan PTM makanya saya putuskan PTM berkelompok. Jadi guru yang mendatangi masing-masing kelompok siswa setiap harinya," tegasnya.
Dia berharap izin kepala daerah untuk PTM terbatas segera keluar karena desakan orang tua makin menguat. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad